Militer Israel kembali melancarkan serangan di sejumlah wilayah Gaza pada Jumat, di tengah terus berulangnya pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak Oktober lalu.
Serangan terjadi di utara, selatan, dan bagian tengah Jalur Gaza.
Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa pesawat tempur Israel membombardir area dalam “garis kuning” di tenggara Kota Khan Younis, bagian selatan Gaza.
Di sisi lain, artileri Israel juga melepaskan tembakan ke dalam zona yang sama di timur Beit Lahia, utara Gaza.
Media lokal menyebut dua serangan udara turut menghantam kawasan barat laut Kota Gaza.
Kendaraan militer Israel dilaporkan menembakkan peluru secara intensif di tenggara Khan Younis, serta di wilayah timur Deir al-Balah dan area tengah Gaza.
Hingga laporan ini diturunkan, belum ada informasi mengenai korban jiwa. Namun rangkaian serangan sejak dimulainya gencatan senjata pada 10 Oktober lalu telah menyebabkan ratusan warga gugur dan terluka, selain menghancurkan puluhan rumah dan bangunan.
Zona garis kuning muncul pasca penerapan rencana 20 poin yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.
Garis itu menandai batas antara wilayah yang masih berada di bawah kontrol Hamas dan zona penyangga yang dikuasai militer Israel—yang kini mencakup sekitar 53 persen wilayah Gaza.
Di lapangan, pemisahan itu ditandai dengan blok-blok beton berwarna kuning.
Pada Kamis, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat perang pemusnahan yang dilancarkan Israel sejak Oktober 2023 telah mencapai 69.187 jiwa, sementara korban luka bertambah menjadi 170.703 orang.
Puluhan jenazah lainnya masih diyakini berada di bawah reruntuhan bangunan dan di sejumlah ruas jalan, namun tim pertahanan sipil dan ambulans tidak dapat menjangkaunya.
Perang yang berlangsung selama dua tahun itu, didukung sepenuhnya oleh AS, telah menghancurkan sekitar 90 persen infrastruktur sipil Gaza. Nilai kerusakan awal ditaksir mencapai 70 miliar dollar AS.


