Friday, November 21, 2025
HomeBeritaHamas: Geser garis kuning, Israel langgar kesepakatan

Hamas: Geser garis kuning, Israel langgar kesepakatan

Hamas pada Kamis menuduh Israel melakukan pelanggaran serius terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan terus menggeser “garis kuning” ke arah barat setiap hari.

Sebuah tindakan yang, menurut Hamas, memicu gelombang pengungsian baru di kalangan warga Palestina.

Dalam pernyataan yang disampaikan melalui aplikasi Telegram, Hamas menegaskan bahwa perubahan posisi garis kuning tersebut bertentangan dengan peta yang telah disetujui dalam perjanjian penghentian perang.

Gerakan itu mendesak para mediator untuk segera menekan Israel agar menghentikan “pelanggaran mencolok” ini.

Garis kuning merupakan batas yang disepakati sebagai titik mundur pasukan Israel pada fase pertama perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober lalu.

Pernyataan Hamas dirilis hanya beberapa jam setelah rentetan serangan baru Israel yang menewaskan 35 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.

Serangan itu dilakukan dengan dalih adanya tembakan ke arah pasukan Israel dari balik garis kuning—klaim yang dibantah oleh Hamas.

Perubahan tanda batas

Pemerintah Gaza, melalui kantor medianya, menyatakan bahwa militer Israel telah memindahkan sejumlah tanda kuning dan memperluas zona kendali mereka hingga sejauh 300 meter di kawasan timur Kota Gaza, khususnya di wilayah Shujaiya dan Tuffah.

Pihak pemerintah juga menyebut telah mencatat sekitar 400 pelanggaran Israel sejak gencatan senjata diberlakukan, yang mengakibatkan lebih dari 300 warga Palestina gugur.

Dalam pernyataannya, kantor media meminta para mediator dan pihak-pihak penjamin kesepakatan untuk segera mengambil langkah tegas.

Tujuannya, guna menghentikan “kejahatan” Israel dan memaksa Tel Aviv mematuhi gencatan senjata serta protokol kemanusiaan yang disepakati.

Di sisi lain, militer Israel menyatakan bahwa pasukan dari Brigade Kfir beroperasi di kawasan garis kuning sesuai dengan ketentuan gencatan senjata dan arahan pemerintah.

Mereka menyebut operasi itu bersifat defensif dan bertujuan “membersihkan area” tersebut.

Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim bahwa pasukannya telah menemukan infrastruktur yang digambarkan sebagai fasilitas militant.

Termasuk peluncur berisi empat roket yang diarahkan ke wilayah Israel, serta sejumlah senjata, bahan peledak, senapan, granat tangan, dan seragam militer.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler