Friday, May 23, 2025
HomeBeritaAncaman serangan Israel ke Iran dinilai sebagai tekanan AS dalam negosiasi nuklir

Ancaman serangan Israel ke Iran dinilai sebagai tekanan AS dalam negosiasi nuklir

Sejumlah pakar dan analis sepakat bahwa bocoran informasi intelijen yang dilaporkan CNN terkait rencana Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran bukanlah kebocoran biasa.

Informasi itu dinilai sebagai langkah strategis yang disengaja oleh Amerika Serikat (AS) untuk menekan Iran dalam perundingan nuklir yang tengah berlangsung.

Meskipun, koordinasi antara Washington dan Tel Aviv tetap berlangsung meski terdapat perbedaan ekspektasi di antara keduanya.

Peneliti senior di Pusat Studi Al Jazeera, Dr. Liqa Makki, menegaskan bahwa bocoran tersebut ditujukan kepada Iran, bukan Israel.

Menurutnya, pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa kegagalan mencapai kesepakatan, atau tercapainya kesepakatan yang dinilai buruk, akan membuka jalan bagi serangan Israel—yang tidak bisa dicegah oleh AS.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh pakar militer dan strategi, Brigadir Jenderal Elias Hanna.

Ia menilai kebocoran informasi ini sebagai bagian dari strategi “carrot and stick” (imbalan dan ancaman), mengingat sebelumnya juga pernah terjadi kebocoran sejenis ketika Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengklaim telah mencegah Israel dari menyerang Iran.

CNN pada Rabu (21/5) lalu melaporkan bahwa AS memperoleh informasi intelijen terbaru yang menunjukkan bahwa Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Laporan ini muncul di tengah upaya pemerintahan Trump untuk menjalin kesepakatan nuklir baru dengan Teheran.

Analis memandang waktu kebocoran informasi ini berkaitan erat dengan meningkatnya ketegangan, menyusul penolakan Iran untuk menghentikan pengayaan uranium.

Penolakan tersebut disampaikan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Kartu tekanan terhadap Washington

Sementara itu, pakar urusan Israel, Dr. Muhannad Mustafa, menjelaskan bahwa Israel menolak segala bentuk kesepakatan yang tidak secara total menghentikan program nuklir Iran, termasuk pengembangan misil dan infrastruktur pendukungnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Tel Aviv memanfaatkan pernyataan “positif” Perdana Menteri Benjamin Netanyahu soal penghentian pengayaan uranium sebagai kartu tekanan tambahan kepada Washington agar memperkeras tuntutannya terhadap Teheran.

Meskipun terdapat perbedaan pandangan politik antara Israel dan AS, Mustafa menegaskan bahwa kerja sama intelijen dan militer antara kedua negara tetap berjalan erat.

Israel bahkan disebut memberikan data intelijen yang sangat rinci kepada Washington terkait program nuklir Iran.

Mustafa juga mencatat bahwa institusi militer Israel—bukan otoritas politiknya—yang melakukan negosiasi teknis dengan AS.

Hal ini, menurut dia, menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi Washington terhadap kemampuan intelijen Israel.

Namun, Brigjen Hanna mengingatkan bahwa serangan militer terhadap Iran bukan tanpa risiko.

Ia mengungkapkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi Israel, mulai dari jarak geografis hingga jenis persenjataan yang akan digunakan.

Ia bahkan mempertanyakan kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis oleh Israel.

Lebih jauh, Hanna menyangsikan efektivitas serangan semacam itu dalam mencegah kemampuan nuklir Iran.

Ia menegaskan bahwa Iran memiliki kapasitas untuk membuat bom nuklir, meski saat ini belum menyusun semua komponen yang diperlukan.

Di sisi lain, laporan CNN juga menyoroti munculnya kritik internal terhadap Netanyahu. Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, bahkan menyebut Netanyahu sebagai “pembohong” karena menyangkal adanya perbedaan pandangan dengan Washington.

Lapid menyebut bocoran informasi ini sebagai bentuk peringatan dari Amerika kepada Israel agar tidak bertindak sepihak.

Dalam laporan yang sama, disebutkan bahwa Presiden Trump juga sempat merasa frustrasi terhadap Netanyahu.

Hal ini terjadi setelah sang Perdana Menteri mengadakan pertemuan pribadi dengan Penasihat Keamanan Nasional AS untuk membahas opsi militer, sebelum pertemuan resmi di Gedung Putih.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular