Departemen Luar Negeri AS menyetujui potensi penjualan militer luar negeri senilai $7,41 miliar kepada Israel, demikian diumumkan Pentagon pada Jumat lalu.
Departemen tersebut menyetujui penjualan “amunisi, kit panduan, fuzes, dan dukungan amunisi, beserta peralatan terkait, dengan perkiraan biaya sebesar $6,75 miliar,” kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Secara terpisah, departemen tersebut juga membuat keputusan yang menyetujui kemungkinan penjualan “roket AGM-114 Hellfire dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya sebesar $660 juta.”
Badan tersebut mengirimkan sertifikasi yang diperlukan yang memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ini pada hari Jumat.
“Amerika Serikat berkomitmen pada keamanan Israel, dan penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap,” tambah pernyataan tersebut.
Pengumuman ini muncul di tengah kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke ibu kota AS, Washington DC, di mana ia bertemu dengan Presiden Donald Trump untuk membahas hubungan bilateral dan perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Bulan lalu, Trump mengumumkan bahwa ia mencabut penahanan yang diberlakukan oleh pemerintahan mantan Presiden Joe Biden terhadap pengiriman bom ke Israel.
Pada Mei lalu, Presiden Joe Biden yang saat itu menjabat, menunda pengiriman senjata yang termasuk bom seberat 2.000 pon yang digunakan Israel untuk meratakan area luas di Gaza.
Biden membuat keputusan tersebut karena kekhawatiran tentang kemungkinan penggunaan bom tersebut di daerah yang padat penduduk.
AS telah lama mendapat kritik karena memberikan dukungan kepada Israel dalam perang di Gaza, di mana lebih dari 47.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas sejak 7 Oktober 2023.
Beberapa anggota parlemen AS, termasuk Senator Bernie Sanders, sering mendesak pemerintah AS untuk menghentikan pasokan senjata kepada Israel dan tidak terlibat dalam perang Israel di Gaza.