Menteri Keamanan Nasional Israel dari sayap kanan, Itamar Ben Gvir, kembali memicu kontroversi setelah pada Kamis (17/7) secara terbuka menyerukan pembunuhan Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa.
Pernyataan ini merupakan seruan kedua dalam 24 jam terakhir yang disampaikan oleh pejabat tinggi Israel terhadap pemimpin Suriah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan video, Ben Gvir mengatakan, “Gambar-gambar mengejutkan dari Suriah membuktikan satu hal: sekali jihadis, tetap jihadis.”
Ia menuduh Sharaa—yang menurutnya dulunya dikenal dengan nama perang Mohammad al-Julani—bertanggung jawab atas tindakan keji seperti pembunuhan, pelecehan, dan penyiksaan. “Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah menyingkirkannya,” ujar Ben Gvir, seperti dikutip The Times of Israel.
Ia juga menambahkan, “Saya mencintai komunitas Druze di Israel dan memeluk mereka dengan hangat. Saya katakan kepada mereka: kita harus memukul kepala ular.”
Pernyataan kedua dalam dua hari
Sehari sebelumnya, Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli, juga menyerukan hal serupa. Ia menuduh Al-Sharaa sebagai “teroris dan pembunuh kejam” yang tidak layak untuk diajak berunding.
Pernyataan-pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Suriah, khususnya setelah eskalasi di wilayah Suweida dan Daraa, serta bentrokan yang melibatkan komunitas Druze Suriah.
Serangan udara besar di Suriah
Pada Rabu (16/7), militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap sekitar 160 target di wilayah selatan Suriah, termasuk Provinsi Suweida, Daraa, serta pusat ibu kota Damaskus. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai 18 lainnya di Damaskus, menurut laporan media pemerintah.
Serangan ini terjadi setelah pasukan pemerintah Suriah menarik diri dari Suweida sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh tokoh-tokoh Druze lokal. Presiden Sharaa sendiri telah memperingatkan bahwa tindakan Israel berisiko mendorong Suriah ke dalam perang terbuka.
