Israel mulai memperluas gempurannya hingga ke Rafah, wilayah Gaza selatan, yang menjadi dataran pengungsian bagi 1,4 juta penduduk Palestina, pada Senin (12/2) pagi waktu setempat.
Melansir WAFA, jet-jet tempur Israel membombardir pusat Rafah dan menyasar rumah-rumah warga di dekat kantor pusat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
Pesawat tempur Zionis melancarkan sekitar 40 serangan udara serta menargetkan sejumlah rumah dan masjid yang menampung para pengungsi.
Serangan juga dilakukan Israel lewat jalur laut tembakan artileri ke Rafah.
Serangan udara Israel ke Rafah berlangsng di tengah m rencana agresi darat pasukan Zionis ke daerah kantong-kantong pengungsi tersebut.
Rencana itu baru saja disetujui dalam sidang kabinet Israel yang berlangsung pada Ahad (11/2).
Israel berdalih bahwa serangan tersebut bertujuan menghabisi pejuang Hamas yang tersisa di sana.
Merespons hal itu, Hamas menyerukan agar dunia mencegah upaya perluasan genosida Israel ke wilayah Rafah.
Melalui pernyataan resminya, Hamas mengajak negara-negara Arab sesegera mungkin mengambil tindakan atas rencana tersebut.
“Kami menyeru Liga Negara-negara Arab, Organisasi Kerjasama Islam, dan Dewan Keamanan PBB segera mengambil tindakan guna mencegah para pemimpin neo-Nazi tersebut dalam genosida di Rafah yang bertujuan mengusir rakyat Palestina,” tulis Hamas dalam pernyataannya, hari ini.
Hamas mengingatkan bahaya besar yang bakal menimpa rakyat Palestina di Rafah jika Israel memperluas agresi brutal mereka ke wilayah tersebut.
Mengingat, Rafah merupakan kantong bagi sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina yang tercampak dari rumahnya akibat agresi Israel di Gaza.
“Kami peringatkan terkait bahaya pendudukan, di mana akan terjadi pembantaian yang meluas dan mengerikan di Rafah—wilayah yang menampung lebih dari 1,4 juta warga pengungsi Palestina yang hidup dalam kondisi miskin,” seru kelompok Palestina itu.
Hamas juga mengingatkan Amerika Serikat agar tidak berlepas tangan dari situasi ini, meskipun tidak mendukung rencana pendudukan Israel ke Rafah.
Akan tetapi, di bawah Pemerintahan Joe Biden, Amerika mengalirkan dukungan tanpa syarat kepada negara Yahudi tersebut atas klaimnya untuk “mempertahankan diri”, yang berimplikasi pada gempuran rudal-rudal Israel ke Gaza.
Tak hanya itu, Amerika bersama negara-negara Barat lainnya juga memasok persenjataan ke Israel.
“Amerika memberikan dukungan secara terbuka berupa persenjataan kepada penjajah, yang digunakan untuk membunuhi rakyat Palestina tanpa jeda,” lanjut Hamas.