Sehubungan dengan pemilu AS yang memenangkan Donald Trump, Hamas mengeluarkan pernyataan sikapnya. Mereka berharap agar pemerintahan baru AS mengubah sikapnya terhadap Palestina. Berikut pernyataan lengkap Hamas yang dikeluarkan pada Rabu (6/11).
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), menyatakan hal-hal berikut:
Pertama: Sikap kami terhadap pemerintahan baru AS bergantung pada posisi dan perilaku praktis mereka terhadap rakyat Palestina, hak-hak sah mereka, dan perjuangan mereka yang adil.
Kedua: Sangat disayangkan untuk mengingat bahwa seluruh pemerintahan AS sebelumnya, sejak pendudukan Palestina pada 1948, telah mengambil sikap negatif terhadap perjuangan Palestina dan selalu menjadi pendukung terbesar dari pendudukan Zionis dalam segala bidang. Pemerintahan AS sebelumnya mengikuti jalur yang bias terhadap pendudukan dan agresi dengan memberikan perlindungan politik dan militer kepada para penjahat perang Zionis untuk melanjutkan perang genosida paling kejam yang dikenal dalam sejarah modern, yang membuktikan peran mereka sebagai mitra penuh dalam pembunuhan puluhan ribu rakyat kami, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia.
Ketiga: Kami menuntut penghentian bias yang buta terhadap pendudukan Zionis dan bekerja serius untuk menghentikan perang genosida dan agresi terhadap rakyat Palestina kami di Jalur Gaza dan Tepi Barat, menghentikan agresi terhadap rakyat Lebanon yang bersaudara, menghentikan dukungan militer dan perlindungan politik kepada entitas Zionis, serta mengakui hak sah rakyat kami.
Keempat: Presiden AS yang terpilih diharapkan untuk mendengarkan suara-suara yang telah disuarakan oleh masyarakat AS selama lebih dari setahun mengenai agresi Zionis terhadap Jalur Gaza, menolak pendudukan dan genosida, serta menentang dukungan resmi AS dan bias yang berpihak kepada entitas Zionis.
Kelima: Pemerintahan AS yang baru harus menyadari bahwa rakyat Palestina kami akan terus melawan pendudukan Zionis yang penuh kebencian dan tidak akan menerima jalur apapun yang mengurangi hak sah mereka untuk kebebasan, kemerdekaan, penentuan nasib sendiri, dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas)
6 November