Monday, January 20, 2025
HomeBeritaHamas: Kondisi kesehatan tahanan Palestina yang dibebaskan cermninkan kebiadaban Israel

Hamas: Kondisi kesehatan tahanan Palestina yang dibebaskan cermninkan kebiadaban Israel

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Ahad (14/1) menyatakan bahwa kondisi kesehatan para tahanan Palestina yang baru saja dibebaskan mencerminkan “kekejaman dan fasisme” Israel.

Pihak berwenang Israel pada Sabtu malam (13/1) membebaskan 90 tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dari Penjara Ofer yang terletak di barat Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.

Pembebasan ini merupakan bagian dari fase pertama perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Gaza dan Israel.

Pembebasan tersebut terjadi beberapa jam setelah Hamas melepaskan tiga wanita tahanan Israel dalam kerangka kesepakatan yang sama. Media Israel melaporkan bahwa ketiga wanita tersebut dalam kondisi sehat.

“Hasil gambar menunjukkan bahwa ketiga tahanan wanita tersebut dalam keadaan fisik dan psikologis yang prima, berbanding terbalik dengan penampilan para tahanan kami yang terlihat jelas menunjukkan tanda-tanda kelalaian dan kelelahan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

“Gambar ini dengan jelas menggambarkan perbedaan mencolok antara nilai dan etika perlawanan serta kekejaman dan fasisme pendudukan Israel,” tambah Hamas.

Rekaman video yang beredar memperlihatkan para tahanan Israel dibebaskan mengenakan pakaian bersih dan rapi, serta membawa “tas hadiah”, sementara para wanita Palestina yang dibebaskan tampak mengalami penyiksaan, dengan tanda-tanda kekerasan yang jelas terlihat di wajah mereka.

“Kami mengucapkan selamat kepada rakyat kami, bangsa kami, serta para pembela kebebasan di seluruh dunia atas pembebasan kelompok pertama tahanan kami dari penjara-penjara pendudukan Israel,” ujar Hamas.

“Pemandangan kegembiraan rakyat kami yang mengangkat tanda kemenangan dan menyambut para tahanan yang dibebaskan menegaskan kembali dukungan penuh mereka terhadap perlawanan serta menunjukkan posisi perlawanan yang kokoh dalam hati mereka.”

“Hadirnya massa yang sangat besar untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan, meskipun dihadang oleh tindakan represif dari pendudukan, merupakan sebuah deklarasi perlawanan dan ekspresi dahaga mereka akan kebebasan serta pembebasan tanah dan tempat-tempat suci kami,” tambahnya.

Pada Ahad (14/1), keluarga para tahanan Palestina berkumpul di sekitar Penjara Ofer untuk menyambut kerabat mereka yang dibebaskan. Tentara Israel merespons dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, dengan alasan menghindari aksi perayaan yang berlebihan.

Perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan ini mulai berlaku pada Sabtu malam, menghentikan sementara perang genosida Israel terhadap Gaza.

Perjanjian tiga tahap ini mencakup pertukaran tahanan dan upaya untuk menjaga ketenangan, dengan tujuan akhirnya mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Menurut otoritas kesehatan setempat, hampir 47.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh, dan lebih dari 110.700 orang lainnya terluka dalam perang genosida Israel di Gaza.

Perang ini juga menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang sangat luas serta krisis kemanusiaan yang telah merenggut banyak nyawa, terutama dari kalangan lansia dan anak-anak, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah.

Pada bulan November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional terkait perang yang dilancarkan terhadap Gaza.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular