Saturday, April 19, 2025
HomeBeritaHamas kutuk serangan brutal Israel di Gaza, peringatkan eskalasi di Masjid Al-Aqsha

Hamas kutuk serangan brutal Israel di Gaza, peringatkan eskalasi di Masjid Al-Aqsha

Pada Kamis (18/4/2025) malam, Hamas mengecam apa yang mereka sebut sebagai “aksi balas dendam brutal” Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

Dalam pernyataan resminya, Hamas menyebut eskalasi kekerasan saat ini bukan sekadar tekanan militer, melainkan bentuk penghukuman kolektif terhadap masyarakat yang tak bersenjata.

“Serangan militer tidak akan mengembalikan para tahanan Israel dalam keadaan hidup, justru mengancam keselamatan mereka,” tulis pernyataan Hamas.

Hamas menyebut bahwa satu-satunya jalan untuk menyelesaikan persoalan ini adalah melalui jalur negosiasi.

Hamas mendesak komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan apa yang mereka nilai sebagai bentuk balas dendam terhadap anak-anak, perempuan, dan lansia.

Mereka juga mengingatkan bahwa intensitas serangan yang semakin tinggi hanya akan memperkuat tekad rakyat Palestina untuk terus melawan.

Ritual Talmud

Selain mengecam serangan di Gaza, Hamas juga memperingatkan meningkatnya ketegangan di kawasan Masjid Al-Aqsha.

Hal itu menyusul kunjungan kontroversial anggota parlemen Israel, Tzvi Sukkot, ke kompleks suci tersebut pada hari yang sama.

Menurut Hamas, kehadiran Sukkot dan para pemukim Israel yang melakukan ritual keagamaan Yahudi di halaman masjid.

Aksi itu merupakan bagian dari upaya sistematis untuk mengubah status quo dan “meng-Yahudikan” situs suci umat Islam tersebut.

Dalam unggahan di platform Telegram, Hamas menyebut peristiwa itu sebagai provokasi terang-terangan yang dilindungi secara ketat oleh pasukan keamanan Israel.

Mereka juga menyoroti pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang menyambut baik kegiatan keagamaan Yahudi di area tersebut.

“Ben-Gvir dengan bangga menyatakan bahwa aktivitas yang belum pernah terjadi selama 30 tahun kini berlangsung di bawah kepemimpinannya,” tulis Hamas.

Menanggapi hal itu, Hamas menegaskan bahwa seluruh langkah Israel atas tanah dan situs suci di Yerusalem akan hilang bersama dengan berakhirnya penjajahan.

Mereka juga menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk bangkit dan membela Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama umat dan simbol dari identitas serta kedaulatan Islam.

Kritik atas perubahan Status Quo

Pada hari yang sama, Pemerintah Palestina di Yerusalem mengecam aksi ribuan pemukim Israel yang memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha dan kawasan pemakaman Bab Al-Rahma di hari kelima perayaan Paskah Yahudi.

Sementara itu, Direktorat Wakaf Islam Yerusalem—yang berada di bawah yurisdiksi Yordania—menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap status quo historis, keagamaan, dan hukum yang telah berlaku sebelum pendudukan Israel pada 1967.

Menurut status quo yang berlaku, kompleks Masjid Al-Aqsa dikelola sepenuhnya oleh otoritas wakaf Islam, dan hak untuk beribadah di sana diperuntukkan secara eksklusif bagi umat Muslim.

“Pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap karakter eksklusif Masjid Al-Aqsa sebagai tempat ibadah umat Islam,” kata pihak wakaf dalam pernyataan tertulisnya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular