Monday, April 14, 2025
HomeBeritaHamas rilis video sandera tentara Israel-AS, bongkar kebohongan pemerintah Netanyahu-Trump

Hamas rilis video sandera tentara Israel-AS, bongkar kebohongan pemerintah Netanyahu-Trump

Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, pada Sabtu (13/4), merilis sebuah rekaman video yang menampilkan seorang tentara Israel berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika, Idan Alexander, yang saat ini masih ditawan di Gaza.

Dalam video tersebut, Alexander menyampaikan tuduhan serius kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dianggap mengabaikan nasib para sandera dan menghambat proses pertukaran tahanan.

“Semua telah membohongi saya—rakyat Israel, pemerintah, militer, dan bahkan pemerintahan Amerika Serikat,” ujar Alexander dalam video tersebut.

Ia menambahkan bahwa waktu terus menipis bagi para sandera, dan harapan mereka untuk kembali ke rumah semakin pupus. “Kami percaya bahwa kami akan pulang dalam keadaan tak bernyawa. Kami sudah kehilangan harapan,” ujarnya.

Alexander juga mengungkap bahwa sekitar tiga pekan lalu, ia mendengar kabar bahwa Hamas siap membebaskannya, namun tawaran tersebut ditolak oleh pihak Israel. “Mereka membiarkan saya tetap menjadi tawanan,” ujarnya.

Dalam video yang berdurasi hampir dua menit itu, Alexander secara terbuka mengkritik Netanyahu. “Setiap hari saya melihat bagaimana Netanyahu memerintah negara ini seperti seorang diktator,” katanya.

Ia pun menyampaikan kekecewaannya kepada mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. “Mengapa Anda membiarkan saya menjadi korban dari kebohongan Netanyahu?” tanya Alexander dalam rekaman tersebut.

Ini merupakan kali kedua Alexander muncul dalam video yang dirilis oleh Hamas. Sebelumnya, pada 30 November tahun lalu, ia juga tampil dalam rekaman yang menyatakan kekhawatirannya agar tidak mengalami nasib serupa dengan warga negara Amerika lainnya, Hersh Goldberg-Polin, yang juga ditawan.

Sebelumnya, Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan Alexander dan menyerahkan jenazah empat tawanan lainnya sebagai bagian dari usulan Amerika Serikat. Namun, hal ini tidak terealisasi setelah Israel dianggap mengingkari kesepakatan gencatan senjata.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular