Hamas pada Senin mengecam pernyataan Wakil Ketua Knesset Israel, Nissim Vaturi, yang menyerukan pembunuhan warga dewasa Palestina di Gaza.
Hamas menyebut pernyataan itu sebagai hasutan terang-terangan untuk kebijakan pembersihan etnis dengan perlindungan Amerika.
“Pernyataan tersebut merupakan bentuk hasutan terbuka terhadap kebijakan pembersihan etnis dan mencerminkan jalur genosida yang ditempuh oleh para penjahat perang di kalangan pemimpin pendudukan selama lima belas bulan terakhir,” kata Hamas dalam pernyataan resminya.
Hamas menambahkan bahwa pernyataan tersebut kriminal.
“Ini disampaikan oleh para pemimpin pendudukan tanpa sedikit pun memperhitungkan hukum internasional, dan didukung penuh oleh perlindungan mutlak dari pemerintah Amerika Serikat,” imbuhnya.
Gerakan itu menekankan bahwa hasutan Israel yang terus-menerus terhadap rakyat Palestina menuntut kecaman dan tindakan segera dari komunitas internasional.
“PBB, dan lembaga-lembaga hukum internasional, terutama Mahkamah Pidana Internasional, untuk mengadili para pelakunya dan menyeret mereka ke pengadilan internasional, demi kemanusiaan dan hak-hak sah rakyat Palestina di tanah mereka,” tegasnya.
Pada Minggu, Nissim Vaturi mengeluarkan pernyataan provokatif dan rasis terhadap warga Palestina di Gaza.
“Mereka (warga Gaza) adalah orang-orang yang dikucilkan dan tidak ada yang menginginkan mereka di dunia. Anak-anak dan wanita harus dipisahkan, dan orang dewasa harus dieliminasi,” kata Vaturi, menurut laporan radio Ibrani Kol Barama.
Vaturi juga mengklaim bahwa Israel memperlakukan penduduk Gaza dengan sangat toleran. I
a menambahkan bahwa komunitas internasional menyadari bahwa warga Gaza tidak diterima di mana pun, dan semua orang mendorong mereka ke arah Israel.
Untuk diketahui, bahwa ini bukan pertama kalinya pejabat Israel mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pembunuhan warga Palestina, baik dari kalangan politik maupun keagamaan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Israel yang ekstremis, Bezalel Smotrich, beberapa kali menyerukan pembunuhan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Selain itu, Rabbi Israel, Eliyahu Mali, juga menyerukan pembunuhan warga Palestina di Gaza dengan mengacu pada interpretasinya terhadap hukum Yahudi, menurut klaimnya.
Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Israel melancarkan perang terhadap Gaza dari 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025.
Perang tersebut menyebabkan lebih dari 160 ribu warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, serta lebih dari 14 ribu orang hilang, menurut data Palestina.