Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, pada Selasa menyuarakan kekhawatiran atas serangan udara mematikan Israel di Gaza yang menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, dengan menyebut korban jiwa sipil tersebut sebagai “mengerikan.”
“Semua pihak harus kembali terlibat dalam negosiasi untuk mengeluarkan sandera, meningkatkan bantuan, dan memastikan akhir permanen dari konflik ini,” ujar Lammy melalui akun X.
Lammy, yang menyatakan keprihatinannya terhadap “kematian sipil yang mengerikan,” menambahkan, “Diplomasi, bukan lebih banyak pertumpahan darah, adalah cara untuk mencapai keamanan bagi Israel dan Palestina.”
Tentara Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza pada Selasa pagi, menewaskan sedikitnya 429 orang dan melukai ratusan lainnya, melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang mulai berlaku pada 19 Januari, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Gambar-gambar yang beredar menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang rumahnya dihancurkan saat malam hari.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 48.500 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 lainnya terluka dalam serangan militer Israel yang brutal di Gaza.
Pada bulan November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait serangan terhadap wilayah tersebut.