Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan pada Ahad (15/6/2025) bahwa Iran siap menghentikan serangan terhadap Israel jika Tel Aviv terlebih dahulu mengakhiri serangannya ke wilayah Iran.
Pernyataan ini disampaikan Araghchi dalam pertemuan dengan para duta besar asing di Teheran. Ia menegaskan bahwa perang ini merupakan sesuatu yang “dipaksakan” kepada Iran, dan bahwa Teheran tidak punya pilihan selain merespons.
“Pembelaan kami sepenuhnya sah dan akan dilakukan dengan tegas, semata-mata sebagai respons atas agresi,” kata Araghchi seperti dikutip Anadolu.
“Jika serangan dihentikan, maka tindakan balasan Iran juga akan dihentikan.”
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam setelah Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi terhadap sejumlah sasaran penting di Teheran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, pada Jumat lalu. Iran langsung merespons dengan serangan balasan dalam hitungan jam.
Sabtu malam, Iran melancarkan gelombang kedua serangan yang dinamakan True Promise III. Sasaran utama kali ini adalah fasilitas ekonomi dan industri di kota pelabuhan Haifa, Israel. Di saat bersamaan, Israel kembali menyerang Teheran dan menghantam Kementerian Pertahanan serta depo minyak.
Pihak Iran menyebut sedikitnya 78 orang tewas dalam hari pertama serangan Israel, dan puluhan korban lainnya, termasuk anak-anak, dilaporkan meninggal dalam serangan kedua.
Situasi ini memaksa penangguhan perundingan nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang sebelumnya dimediasi Oman. Putaran keenam pembicaraan rencananya digelar Minggu ini di Muscat.