Di tengah serangan terus-menerus yang dilancarkan Israel terhadap Gaza, Presiden Palestina Mahmoud Abbas justru menyalahkan Hamas atas tragedi ini.
Abbas meminta Hamas untuk berhenti memerangi Israel karena tindakan tersebut justru dijadikan alasan oleh penjajah untuk menggempur Gaza. “Jangan terus memberikan alasan apapun kepada penjajah untuk melanjutkan perang genosida,” ujar Abbas dalam pernyataan resmi dari Kepresidenan Palestina.
Ia juga meminta Hamas untuk bertanggung jawab, berkomitmen pada kebijakan resmi Palestina, serta mendukung inisiatif-inisiatif Arab. “Dan berhentilah mengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa Israel memanfaatkan isu tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas untuk melakukan lebih banyak pembantaian, termasuk pembunuhan paramedis Bulan Sabit Merah Palestina yang terjadi secara sengaja.
Abbas menekankan pentingnya melindungi rakyat Palestina dari malapetaka agresi ini, yang sejauh ini telah merenggut lebih dari 50.000 nyawa dan menyebabkan lebih dari 115.000 orang terluka.
Pernyataan itu juga menyoroti kelanjutan pendudukan Israel yang membangun apa yang disebut ‘Poros Morag’ untuk memisahkan Kota Rafah dari wilayah Gaza lainnya. Hal ini dinilai sebagai pelanggaran terhadap seluruh resolusi dan hukum internasional.
Perlu dicatat bahwa Israel menolak untuk memasuki tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata dan kembali melanjutkan operasi militer di Gaza pada 18 Maret setelah jeda dua bulan dengan Hamas.
Sejak kembali melanjutkan serangan di Gaza, Israel telah membunuh 1.449 warga Palestina dan melukai 3.647 lainnya hingga Selasa pagi ini, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel sejak 7 Oktober 2023 telah melancarkan serangan yang menyebabkan lebih dari 166.000 warga Palestina syahid atau terluka, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang.