Ketegangan meningkat di Tel Aviv setelah Amerika Serikat menyampaikan kepada Israel bahwa Washington akan memulai proses penarikan pasukan secara bertahap dari Suriah dalam waktu dekat. Hal ini dilaporkan oleh media Israel, Yedioth Ahronoth, pada Selasa (16/4/2025).
Menurut laporan tersebut, pejabat keamanan Amerika telah memberi tahu militer Israel bahwa penarikan pasukan dijadwalkan dimulai dalam dua bulan ke depan. Pemerintah Israel marah dan disebut masih berupaya melobi Washington agar menunda keputusan tersebut.
Kekhawatiran utama Israel adalah meningkatnya pengaruh Turki di kawasan tersebut. Tel Aviv memperkirakan, setelah pasukan AS meninggalkan Suriah, Turki akan mengambil alih lebih banyak aset strategis di negara itu.
Langkah penarikan ini sendiri bukanlah hal yang mengejutkan. Presiden Donald Trump sebelumnya telah mengumumkan rencana tersebut pada 20 Januari lalu. Namun, dampak geopolitiknya tetap menjadi perhatian sejumlah negara, termasuk Israel.
Israel menyoroti meningkatnya ketegangan dengan Turki, yang dalam beberapa tahun terakhir secara terbuka menunjukkan ambisi memperluas pengaruhnya di Suriah, terutama setelah rezim Bashar Al-Assad digulingkan oleh koalisi oposisi pada akhir 2024.
Sejak itu, militer Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di wilayah Suriah dengan dalih menargetkan instalasi militer, pangkalan udara, dan fasilitas angkatan laut untuk mencegah pemerintahan baru mengambil alih persenjataan sisa rezim sebelumnya.
Selain itu, pasukan Israel juga dilaporkan telah memasuki zona penyangga di Dataran Tinggi Golan dan memperluas wilayah pendudukannya di wilayah Suriah tersebut.
Pemerintah Israel juga menyoroti meningkatnya hubungan antara Turki dan pemerintahan sementara Suriah yang baru terbentuk di Damaskus.
Dalam pernyataan pekan lalu, Presiden Trump kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan hubungan baiknya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. “Masalah apa pun yang Anda miliki dengan Turki, saya rasa bisa saya bantu selesaikan. Asalkan Anda bersikap masuk akal, karena kita semua harus bersikap masuk akal,” kata Trump.