Dalam beberapa pekan terakhir, Israel mendekati Turki untuk menyatakan kesediaannya menerima bantuan mediasi kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas di Gaza.
Hal tersebut dilaporkan media Israel, Yediot Ahronot pada Rabu (27/11).
Meski pejabat senior Israel dan Gedung Putih berulang kali membantah adanya keterlibatan Turki, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pidatonya pada Selasa menyebutkan, “dalam beberapa hari ke depan, AS akan melanjutkan upaya bersama Turki, Mesir, Qatar, Israel, dan pihak lain untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.”
Di tengah diskusi ini, Kepala Shin Bet Ronen Bar diam-diam mengunjungi Turki sekitar 10 hari lalu.
Seorang pejabat senior Israel menjelaskan, Turki tidak akan bertindak sebagai mediator langsung dalam kesepakatan sandera. Katanya, Turki dapat menekan Hamas, karena beberapa pemimpin Hamas baru-baru ini pindah dari Qatar ke Istanbul.
Seorang pejabat Gedung Putih juga membantah keterlibatan langsung Turki di Gaza. “Saya rasa Presiden Biden mengacu pada fakta bahwa beberapa pihak terkait saat ini berada di Turki, yang membuat negara itu masuk dalam diskusi,” kata pejabat tersebut.
“Ini bukan berarti Turki menjadi mediator atau negosiator. Namun demikian, kami akan berusaha keras untuk membuat kemajuan.”
Baca juga: Sara Netanyahu akan tinggal di Miami saat suaminya bersaksi di pengadilan korupsi
Keterlibatan Turki dalam upaya ini menuai perdebatan di kalangan kepemimpinan Israel, sebagian karena sikap dan tindakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sejak perang dimulai.
Misalnya, kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke KTT iklim PBB di Baku baru-baru ini dibatalkan sebagian karena Turki menolak mengizinkan pesawat Herzog melintasi wilayah udaranya.
Erdogan, yang mengklaim Turki telah memutus hubungan diplomatik dengan Israel dua pekan lalu meskipun belum ada pemberitahuan resmi dari Yerusalem, membanggakan dirinya atas pencegahan itu. “Turki berkomitmen menunjukkan sikap tegas pada beberapa isu, dan kami akan melakukannya,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia dukung penangkapan Netanyahu dan Gallant sesuai keputusan ICC