Monday, March 24, 2025
HomeBeritaIsrael ungkap rincian usulan perpanjangan gencatan senjata, Netanyahu ancam eskalasi

Israel ungkap rincian usulan perpanjangan gencatan senjata, Netanyahu ancam eskalasi

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Ahad malam mengancam akan mengambil tindakan tambahan terhadap Hamas setelah menghentikan masuknya bantuan ke Gaza.

Sementara itu, sumber-sumber Israel mengungkapkan bahwa pemerintahnya sedang mempertimbangkan langkah-langkah eskalasi, termasuk melakukan operasi pembunuhan di wilayah tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Netanyahu menyatakan bahwa pemerintahnya telah menghentikan masuknya barang ke Jalur Gaza. Hal iu disebabkan Hamas tidak mematuhi rencana gencatan senjata.

Ia menambahkan bahwa Israel akan mengambil langkah tambahan terhadap Hamas jika kelompok tersebut tetap menahan sandera.

Netanyahu juga mengungkapkan rincian usulan yang diajukan oleh utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steven Witkoff.

Menurutnya, rencana Wittkoff mencakup pembebasan setengah dari orang-orang yang diculik secara langsung serta perpanjangan gencatan senjata selama 50 hari.

Namun, Netanyahu menyebut Hamas menolak rencana tersebut dan malah mengajukan usulan  yang sama sekali tidak dapat diterima.

Ia juga menyatakan dukungan penuhnya terhadap rencana Presiden Donald Trump mengenai Gaza dan menyebut Trump sebagai sahabat terbesar Israel.

Sumber-sumber dari media Israel melaporkan bahwa Israel meminta Hamas dalam perundingan terakhir di Kairo untuk membebaskan 5 tawanan hidup dan 10 jenazah.

Pembebasan itu sebagai imbalan atas sejumlah tahanan Palestina serta peningkatan bantuan kemanusiaan. Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, negosiasi tahap kedua seharusnya dimulai setelah berakhirnya tahap pertama kemarin, Sabtu.

Langkah eskalasi

Lembaga penyiaran Israel mengutip sumber yang disebutnya terpercaya bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mempertahankan gencatan senjata setidaknya selama satu minggu hingga kedatangan Witkoff, pada Kamis mendatang.

Sumber-sumber yang dekat dengan Netanyahu menyebutkan bahwa ia tidak yakin fase kedua dari kesepakatan bisa dilaksanakan.

Selain itu, mereka memperkirakan bahwa langkah-langkah eskalasi terhadap Hamas dapat dimulai minggu depan. Dengan penghentian masuknya bantuan ke Gaza sebagai bagian dari tahap pertama.

Dalam laporan lainnya, sumber di Israel menyebutkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menghentikan pasokan air ke Gaza.

Sementara itu, harian Israel al-Yaum mengungkapkan bahwa Israel memiliki berbagai opsi. Termasuk operasi militer terbatas yang mencakup pembunuhan yang ditargetkan.

Salah satu langkah yang sedang dipertimbangkan adalah memutus pasokan air dan listrik ke Gaza jika Hamas tidak membebaskan lebih banyak tahanan.

Menurut sumber-sumber tersebut, Netanyahu ingin memastikan bahwa semua kemungkinan telah dicoba sebelum kembali ke perang.

Sementara militer Israel tidak akan mundur dari Koridor Philadelphia.

Harian Jerusalem Post juga mengutip pernyataan pejabat Israel yang menyebutkan bahwa Hamas diberi waktu beberapa hari untuk mencapai kesepakatan pembebasan lebih banyak sandera.

Jika Israel menilai bahwa negosiasi tidak dilakukan dengan itikad baik, maka mereka akan melanjutkan pertempuran di Gaza.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, menyatakan bahwa Israel siap untuk bernegosiasi dalam fase kedua gencatan senjata berdasarkan prinsipnya.

Ia menambahkan bahwa negosiasi tanpa pembebasan sandera tidak dapat diterima.

Pada hari yang sama, Netanyahu mengumumkan penghentian masuknya bantuan dan pasokan ke Jalur Gaza.

Pengumuman ini bertepatan dengan serangan Israel di Gaza yang menewaskan 4 warga Palestina dan melukai beberapa lainnya.

Keputusan Netanyahu mendapat dukungan dari Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan mantan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Moshe Arbel menyerukan agar tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata tetap dilanjutkan.

Laporan dari Institut Studi Keamanan Nasional Israel menyebutkan bahwa Israel kini memasuki fase di mana tidak ada jalur yang jelas untuk memulangkan para tahanan Israel dari Gaza.

Menurut institut tersebut, waktu tidak berpihak kepada Israel karena Hamas membuat opsi kembali ke perang semakin sulit.

Pelanggaran kesepakatan

Di sisi lain, Hamas mengecam keputusan Netanyahu untuk menghentikan bantuan kemanusiaan.

“Pemerasan murahan, kejahatan perang, dan pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan,” sebut Hamas,

Hamas menuduh Netanyahu mencoba memaksakan fakta politik baru setelah kegagalan militernya selama 15 bulan terakhir.

Mereka juga menolak klaim Israel bahwa Hamas melanggar gencatan senjata, menyebutnya sebagai tuduhan yang menyesatkan dan tidak berdasar.

Hamas menegaskan bahwa Netanyahu dan pemerintahnya telah melanggar Pasal 14 dari perjanjian, yang mengharuskan kelanjutan fase pertama selama tahap kedua.

Hamas menegaskan komitmennya untuk melaksanakan kesepakatan dalam tiga tahap dan menyatakan kesiapan mereka untuk memulai negosiasi tahap kedua.

Sementara itu, Gerakan Jihad Islam Palestina menyebut keputusan Netanyahu untuk menutup perbatasan Gaza. Mereka juga menghentikan bantuan kemanusiaan sebagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata.

Mereka menganggap bahwa ini adalah awal dari agresi baru terhadap Gaza. Mereka juga menyebut langkah tersebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Satu kesepakatan

Di tengah meningkatnya ketegangan, keluarga para tahanan Israel yang masih berada di Gaza meminta Presiden, Donald Trump untuk mengamankan kesepakatan pertukaran tahanan yang lebih baik.

Mereka menginginkan satu kesepakatan yang mencakup pembebasan semua tahanan sekaligus dan memperingatkan bahaya dari penundaan negosiasi.

Harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa beberapa keluarga tawanan menganggap keputusan Netanyahu untuk menghentikan bantuan ke Gaza sebagai langkah berbahaya yang dapat membahayakan keselamatan para tahanan.

Mereka juga menuduh pemerintah Netanyahu telah melanggar perjanjian gencatan senjata.

Di Israel, ribuan demonstran berkumpul di depan kediaman Netanyahu pada malam hari untuk memprotes kegagalannya dalam melanjutkan fase kedua perjanjian.

Media Israel melaporkan bahwa satu orang ditangkap setelah mencoba menerobos barikade polisi.

Selain itu, harian Haaretz melaporkan bahwa demonstrasi juga terjadi di depan rumah beberapa menteri Israel, dengan tuntutan agar pemerintah tetap menjalankan perjanjian gencatan senjata.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular