Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, pada Senin kembali mengulang seruan kontroversialnya untuk melakukan pendudukan Jalur Gaza dan mengurangi separuh jumlah populasi Palestina dalam dua tahun.
Seruan ini disampaikan saat pertemuan Partai Zionisme Religius yang dipimpin oleh Smotrich, sebagaimana dilaporkan Channel 12 dan Israel Hayom.
Baru-baru ini, Smotrich sering menyerukan pendudukan Gaza, terutama pada 18 November, ketika ia mendesak pendudukan penuh Gaza utara untuk memaksa Hamas melepaskan sandera Israel setelah pasukan penjajah gagal membebaskan.
“Untuk mengembalikan sandera (Israel), kita harus menduduki Gaza utara sepenuhnya dan memberi tahu Hamas bahwa jika mereka tidak mengembalikannya, kita akan tinggal di sana selamanya; dengan begitu, Gaza akan kehilangan sepertiga dari wilayahnya,” kata Smotrich.
Tel Aviv telah mengubah Gaza menjadi penjara terbesar di dunia dengan blokade selama 18 tahun, yang memaksa sekitar dua juta dari 2,3 juta penduduknya hidup dalam kondisi yang sangat buruk, dengan kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang sengaja dihambat.
“Kami akan terus berlanjut hingga Hamas musnah dan kesepakatan tercapai yang mengharuskan mereka menyerah,” tambahnya.
“Kami tidak akan berhenti (di Gaza) hingga kami menghancurkan musuh kami dan mengembalikan keamanan penuh bagi Negara Israel.”
Meskipun militer Israel gagal mencapai tujuannya di Gaza, termasuk pengembalian sandera dan penghancuran kemampuan Hamas, Smotrich mengklaim, “pada akhir perang, kami akan memiliki kebebasan penuh untuk bertindak di Gaza, dan kami tidak akan setuju dengan kesepakatan yang tidak bernilai.”
Israel diperkirakan menahan sedikitnya 9.500 warga Palestina di penjara-penjaranya dan memperkirakan ada 101 sandera Israel di Gaza. Hamas mengumumkan bahwa puluhan dari mereka tewas akibat serangan udara Israel yang sembrono.
Keluarga sandera Israel di Gaza dan oposisi menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu enggan mengakhiri perang dan menarik diri dari Gaza karena takut koalisinya runtuh akibat ancaman dari menteri-menteri ekstremis yang mengancam untuk keluar dari koalisi.
Israel melancarkan perang genosida terhadap Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, yang telah menewaskan lebih dari 44.230 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.600 orang.