Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan pada Kamis bahwa pemerintahan Trump memberi waktu bagi negara-negara Arab untuk mengajukan rencana yang lebih baik untuk Gaza pasca-perang. Namun, sampai saat itu, “satu-satunya rencana adalah rencana Trump.”
Dalam wawancara di The Clay Travis and Buck Sexton Show, Rubio menekankan bahwa meskipun gencatan senjata masih berlaku, masalah utamanya adalah: “Pada akhirnya, kita harus memikirkan, apa yang akan terjadi dengan Gaza?”
Dalam pernyataan resmi dari Departemen Luar Negeri AS, Rubio mengkritik negara-negara Arab yang mendukung Palestina, namun tidak bertindak nyata.
“Tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menerima warga Palestina, dan tidak ada yang punya sejarah membantu Gaza,” kata Rubio.
Trump sendiri telah beberapa kali mengusulkan untuk menguasai Gaza dan memindahkan warga Palestina ke negara-negara tetangga setelah perang Israel, dengan rencana membangun apa yang ia sebut “Riviera di Timur Tengah.”
Proposal ini mendapat kecaman keras dari Palestina, negara-negara Arab, serta banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Usaha Rencana Alternatif Gaza
Rubio juga mengonfirmasi bahwa pemimpin-pemimpin negara regional akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa minggu ke depan untuk mengusulkan rencana alternatif untuk Gaza.
Ia menambahkan, AS akan menilai proposal tersebut, namun mengingatkan bahwa “rencana yang membiarkan Hamas tetap ada akan menjadi masalah, karena Israel tidak akan mentolerirnya.”
Sekretaris Negara AS ini juga menegaskan bahwa militer AS tidak akan terlibat dalam menghapus Hamas dari Gaza, mengatakan, “Seseorang harus menghadapi mereka. Itu bukan tugas tentara Amerika.”
Ia menambahkan, jika negara-negara regional gagal bertindak, “Israel yang akan melakukannya, dan kita kembali ke situasi semula.”
Rubio juga mengonfirmasi bahwa ia akan segera pergi ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Israel untuk membahas masalah ini, setelah melakukan pembicaraan dengan Mesir dan Yordania.
“Semoga mereka punya rencana yang baik untuk disampaikan kepada presiden,” ujarnya. Sampai saat itu, ia menegaskan, “rencana yang ada tetaplah rencana Trump.”