Wednesday, April 16, 2025
HomeBeritaMiliter Israel ancam mogok massal: Perang tanpa tujuan, hanya kepentingan Netanyahu

Militer Israel ancam mogok massal: Perang tanpa tujuan, hanya kepentingan Netanyahu

Beberapa surat yang ditulis oleh para petinggi di Angkatan Udara, Staf Umum, dan militer Israel berisi seruan untuk menghentikan partisipasi dalam dinas militer cadangan, lansir media Israel Maariv pada Selasa.

Surat-surat tersebut meminta penghentian sukarela jika pemerintah Israel terus melanjutkan tiga kebijakan utama, yaitu: melanjutkan perang di Gaza tanpa tujuan yang jelas, pemecatan Penasihat Hukum Pemerintah, Advokat Gali Baharav-Miara, dan pemecatan Kepala Shin Bet, Ronen Bar.

Dalam surat lain yang dipublikasikan di media sosial, para penandatangan menyerukan penghentian pertempuran untuk segera mengembalikan para sandera.

Mereka menegaskan bahwa penghentian perang adalah langkah yang lebih penting daripada mempertahankan pertempuran yang hanya akan memperburuk situasi.

Dalam surat yang dipublikasikan tersebut, mereka menuntut: “Kami mendesak agar sandera dikembalikan tanpa penundaan, bahkan jika itu berarti menghentikan pertempuran secara langsung. Perang ini lebih menguntungkan kepentingan politik dan pribadi, bukan kepentingan keamanan negara. Melanjutkan perang ini hanya akan memperburuk keadaan, menyebabkan lebih banyak korban jiwa, baik dari pihak sandera, tentara IDF, maupun warga sipil yang tidak bersalah, serta melemahkan kontribusi militer cadangan.”

Surat itu juga menambahkan, “Seperti yang terbukti sebelumnya, hanya melalui kesepakatan yang bisa mengembalikan sandera dengan selamat. Sementara tekanan militer hanya akan menyebabkan kematian sandera dan membahayakan nyawa tentara kita. Kami menyerukan kepada seluruh warga Israel untuk bergabung dalam aksi ini, menuntut agar pertempuran dihentikan dan semua sandera dikembalikan sekarang juga. Setiap hari yang berlalu semakin membahayakan nyawa mereka. Setiap detik penundaan adalah sebuah aib.”

IDF cegah pengangkatan kepala Shin Bet baru

Dalam beberapa hari terakhir, Kepala Staf IDF, Letnan Jenderal Herzi Halevi, dan Komandan Angkatan Udara, Mayor Jenderal Tomer Bar, bersama pejabat senior lainnya, berusaha mendekati puluhan anggota militer cadangan aktif untuk meminta mereka menarik tanda tangan dari surat tersebut.

Tujuan mereka ada dua: pertama, mencegah surat tersebut dipublikasikan dengan ratusan tanda tangan; kedua, memastikan sebanyak mungkin anggota militer cadangan aktif menarik tanda tangan mereka.

Seiring dengan itu, pertemuan antara Komandan Angkatan Udara, staf, dan para pemimpin inisiatif ini pun dilakukan untuk membahas dampak langsung terhadap Angkatan Udara dan keamanan negara.

Dalam salah satu pertemuan, Komandan Angkatan Udara bertemu dengan mantan komandan, sementara Kepala Staf hadir secara singkat.

Sumber di Angkatan Udara mengonfirmasi kepada Maariv bahwa surat tersebut dipimpin oleh sejumlah perwira senior yang sudah pensiun dan tidak lagi menjadi anggota militer cadangan aktif.

Sumber tersebut menambahkan bahwa mayoritas penandatangan adalah perwira dan tentara yang sudah pensiun, meskipun ada juga sejumlah puluh perwira cadangan aktif.

IDF sendiri menyatakan bahwa selama surat tersebut belum dipublikasikan, mereka terus berupaya untuk mencegahnya, dengan upaya ini dipimpin langsung oleh Kepala Staf dan Ronen Bar.

Laporan yang terbit bulan lalu di Channel 13 menyebutkan bahwa sebuah forum rahasia telah dibentuk yang terdiri dari mantan pejabat senior pertahanan selama beberapa dekade terakhir, sekitar 25 orang, yang menentang pemecatan Penasihat Hukum Pemerintah.

Mantan Kepala Mossad yang menjabat hingga 2002, Ephraim Halevy, mengatakan dalam diskusi pada Maret lalu, “Ini adalah diskusi yang berlangsung di antara kelompok besar orang. Tidak semua orang, tidak semua pejabat, tapi sebagian besar dari mereka adalah orang-orang dengan pengalaman.”

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular