Friday, January 10, 2025
HomeBeritaNetizen bandingkan kebakaran Los Angeles dengan genosida Gaza

Netizen bandingkan kebakaran Los Angeles dengan genosida Gaza

Seiring upaya Los Angeles untuk mengatasi kebakaran hutan yang terus melanda, banyak netizen global mulai menyoroti kesamaan antara pengalaman kehancuran dan pengungsian yang dialami warga LA dengan penderitaan rakyat Palestina yang terimbas oleh serangan bom Israel di Gaza.

Dalam tiga hari terakhir, kebakaran telah menghanguskan lebih dari 117 kilometer persegi tanah, menewaskan setidaknya lima orang, dan mengungsi lebih dari 180.000 orang dari rumah mereka.

Salah satu kebakaran, yang disebut kebakaran Palisades, bahkan tercatat sebagai yang paling merusak dalam sejarah LA, menghanguskan hampir 69 kilometer persegi.

Sementara itu, warga Amerika memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan kepedihan terkait tragedi yang terjadi di “kota malaikat” ini, banyak yang juga menyoroti pemotongan anggaran Dinas Pemadam Kebakaran Los Angeles sebesar hampir 18 juta dolar dan peningkatan dukungan finansial AS untuk Israel.

Pekan lalu, pemerintahan Biden mengumumkan rencana penjualan senjata senilai delapan miliar dolar untuk Israel.

“Di sisi lain, Dinas Pemadam Kebakaran LA malah mendapat pemotongan anggaran sebesar 17,6 juta dolar. Sementara Israel, yang sudah menerima kenaikan anggaran sebesar 23 miliar dolar, kini bakal mendapat tambahan 8 miliar dolar lagi,” tulis jurnalis Palestina, Ahmed Eldin, di X.

Beberapa pengguna media sosial juga mencatat adanya standar ganda dalam reaksi empati terhadap warga Amerika yang terkena dampak kebakaran dibandingkan dengan reaksi—atau bahkan ketidakpedulian—terhadap kehancuran Gaza yang dilakukan Israel, yang menurut Badan PBB untuk Bantuan Pengungsi Palestina (UNRWA) telah menyebabkan sekitar 1,9 juta warga Palestina mengungsi.

James Woods, salah satu selebriti yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran di LA, selama ini dikenal sebagai pendukung vokal serangan Israel terhadap Gaza. Menanggapi kebakaran yang menimpanya, banyak yang membagikan unggahan lamanya di X, di mana ia pernah menulis: “Tidak ada gencatan senjata. Tidak ada kompromi. Tidak ada pengampunan. #BunuhMerekaSemua.”

Imam Omar Suleiman, yang memiliki lebih dari tiga juta pengikut di Instagram, merespons kehilangan Woods dengan menulis: “Saya berdoa agar Tuhan melindungi nyawa dan harta orang tak bersalah di Los Angeles. Tapi saya tak bisa menahan diri untuk melihat kenyataan ini. Rakyat Gaza terus dibantai oleh penguasa kejam, didukung oleh orang-orang yang merasa aman di istana mereka.

Hal lain yang mencuri perhatian adalah fakta bahwa sekitar 400 petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan untuk memadamkan api adalah narapidana yang dibayar kurang dari lima dolar per jam.

Banyak orang mengkritik warga kaya LA yang memilih “pemadam kebakaran pribadi”, dengan siap membayar berapapun demi respons yang lebih cepat.

“Kesenjangan sosial di LA sangat mencolok. Mereka yang tertinggal sebagian besar adalah orang miskin atau tunawisma yang tidak mampu melarikan diri. Untuk setiap rumah mewah yang terbakar, ada ribuan orang miskin yang kehilangan segalanya. Mereka yang menyewa rumah tidak bisa menggantikan apa yang hilang. Rumah-rumah mereka tidak diberitakan,” tulis salah satu pengguna media sosial.

Sementara itu, beberapa orang yang menjadi korban serangan Israel di Gaza mengungkapkan di media sosial bahwa mereka melihat kebakaran di LA sebagai “pesan ilahi” untuk Amerika Serikat.

“Menjatuhkan ratusan ribu ton bom ke Gaza, menjadikannya lautan api, memiliki dampak yang jauh lebih besar dari sekadar kecaman moral. Ada dampak iklim yang pada akhirnya akan memengaruhi kita semua,” tulis aktivis asal New York, Fatima Mohammed, di X.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular