Pengamat militer dan strategis, Kolonel Hatim Karim Al-Falahi, menegaskan bahwa operasi yang dilakukan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, membantah klaim Israel yang menyatakan telah melumpuhkan kemampuan perlawanan Palestina.
Dalam wawancara dengan Aljazeera Arabic, Al-Falahi menyoroti video yang dirilis Brigade Al-Qassam. Video tersebut mendokumentasikan intensitas perlawanan yang terus meningkat, meskipun lebih dari satu bulan telah berlalu sejak dimulainya operasi militer Israel di utara Jalur Gaza.
Pada Sabtu (16/11), Brigade Al-Qassam merilis cuplikan penghancuran tujuh kendaraan militer Israel di Kamp Jabaliya, Gaza Utara. Operasi itu mencakup serangan terhadap tank Merkava, buldoser militer, dan kendaraan pengangkut pasukan dengan roket serta granat dari jarak dekat.
Klaim Israel Dipertanyakan
Al-Falahi menyebut pernyataan para petinggi militer Israel mengenai keberhasilan mereka kini diragukan.
“Fakta di lapangan menunjukkan operasi militer justru terus meningkat di wilayah utara Gaza, khususnya di Kamp Jabaliya, meskipun wilayah tersebut telah diisolasi dan digempur secara masif,” ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun kawasan utara Jalur Gaza mengalami isolasi total dan serangan udara intensif, faksi-faksi perlawanan masih mampu melancarkan serangan-serangan strategis.
Hal ini, menurutnya, menunjukkan fleksibilitas serta daya tahan struktur militer mereka.
Strategi Desentralisasi
Al-Falahi juga menyoroti pendekatan desentralisasi yang digunakan oleh kelompok-kelompok perlawanan Palestina.
Strategi ini, katanya, memungkinkan mereka tetap aktif di berbagai front meski dihadapkan pada tekanan besar dari pasukan Israel.
*Meskipun jalur utara Gaza telah diisolasi dan Israel mencoba mengamankan rute baru, kelompok perlawanan masih mampu melakukan serangan strategis,” jelasnya.
Kerugian Israel Kian Membengkak
Menurut Al-Falahi, kerugian yang dialami militer Israel terus bertambah seiring berlanjutnya operasi perlawanan. Kondisi ini, katanya, mulai memunculkan pertanyaan di kalangan internal Israel mengenai efektivitas operasi militer yang sedang dijalankan.
Ia juga mencatat roket-roket yang diluncurkan kelompok perlawanan ke arah permukiman Israel seperti Sderot, menjadi bukti mereka masih memiliki amunisi dan kemampuan bermanuver, meskipun dalam kondisi pengepungan dan serangan masif.
Al-Falahi menambahkan, keberlanjutan operasi militer Israel sangat bergantung pada dukungan Amerika Serikat.
Namun, ia menilai pasukan Israel menghadapi tantangan besar di lapangan, mulai dari kelelahan pasukan hingga meningkatnya tekanan politik dan sosial di dalam negeri.
Baca juga: Pemimpin Muslim AS kecewa dengan kabinet pro-Israel Donald Trump
Baca juga: Lembaga HAM laporkan 84 kematian di penjara Suriah