Ketegangan di wilayah Tepi Barat kembali meningkat seiring serangan militer intensif yang dilancarkan pasukan Israel di sejumlah kota dan kamp pengungsi.
Sedikitnya 4.000 keluarga dilaporkan terpaksa mengungsi akibat eskalasi kekerasan yang terus berlangsung sejak awal tahun ini.
Menurut laporan koresponden Al Jazeera, militer Israel kembali menggelar operasi besar-besaran di kota Nablus, bagian dari rangkaian serangan yang ditujukan ke wilayah utara Tepi Barat.
Selain Nablus, pasukan Israel juga memasuki kota Idhna, sebelah barat Hebron, dari dua arah, yakni utara dan selatan.
Selama operasi tersebut, pasukan Israel dilaporkan menggunakan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata dalam jumlah besar.
Pasukan infanteri dikerahkan ke pusat kota, memaksa para pemilik toko untuk menutup usaha mereka, serta melakukan patroli intensif di tengah kewaspadaan tinggi.
Ribuan warga mengungsi dari kamp pengungsi
Di bagian utara Tepi Barat, khususnya di kamp pengungsi Tulkarm dan Nur Shams, dampak serangan militer turut dirasakan secara langsung oleh ribuan warga.
Di Kamp Nur Shams, pasukan Israel dilaporkan menggerebek sejumlah rumah dan memaksa setidaknya 10 keluarga di kawasan Jabal al-Nasr untuk meninggalkan tempat tinggal mereka.
Menurut data otoritas Palestina, sekitar 4.000 keluarga telah mengungsi dari dua kamp tersebut sejak operasi militer dimulai tiga bulan lalu.
Selama periode tersebut, 13 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk seorang anak dan dua perempuan, salah satunya tengah hamil delapan bulan. Puluhan lainnya mengalami luka-luka, sementara ratusan orang ditahan.
Kekerasan oleh pemukim dan militer terus berlanjut
Selain operasi militer, aksi kekerasan oleh para pemukim Israel terhadap warga Palestina dan properti mereka juga terus terjadi.
Dilaporkan bahwa pemukim, dengan pengawalan pasukan militer, menggusur lahan pertanian di sejumlah desa, seperti Umm Safa, Silwad, Qaryut, Farkha, dan Yasuf, untuk membuka jalan baru bagi perluasan permukiman.
Di wilayah lainnya, pemukim menyerang kendaraan milik warga Palestina di daerah Al-Khalla, serta menyerbu sebuah rumah di kota Turmus Ayya, yang kemudian dijadikan pos militer oleh tentara Israel.
Di kawasan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, pemukim dilaporkan merusak jendela sebuah bus milik warga Palestina dengan melemparkan batu. Di Khirbet Humsa, distrik Tubas, pemukim mencuri dua truk tangki air milik warga.
Kekerasan yang melanda Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, mengalami peningkatan signifikan sejak 7 Oktober 2023, seiring dengan agresi militer Israel di Jalur Gaza.
Berdasarkan data otoritas Palestina, lebih dari 952 warga Palestina tewas di Tepi Barat, hampir 7.000 terluka, dan 16.400 lainnya ditahan oleh Israel.
Sementara itu, di Gaza, kampanye militer Israel yang dikategorikan sebagai operasi pembasmian massal, telah menyebabkan lebih dari 168.000 korban jiwa dan luka-luka, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang. Aksi ini berlangsung di tengah dukungan tanpa syarat dari pemerintah Amerika Serikat.