Tuesday, May 20, 2025
HomeBeritaPBB: Distribusi bantuan pangan Israel di Gaza bersifat politik, bukan kemanusiaan

PBB: Distribusi bantuan pangan Israel di Gaza bersifat politik, bukan kemanusiaan

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk hak atas pangan, Michael Fakhri, menegaskan bahwa rencana Israel dalam mendistribusikan bantuan pangan di Jalur Gaza bersifat politis dan tidak mencerminkan pertimbangan kemanusiaan.

Ia menyebut Israel tengah melakukan kampanye kelaparan terhadap anak-anak Palestina di Gaza.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Fakhri menyampaikan bahwa Israel melakukan pembersihan etnis di Gaza dan secara sistematis membuat lebih dari 2 juta warga Palestina kelaparan di wilayah yang telah lama diblokade itu.

“Jika Israel benar-benar peduli terhadap anak-anak Gaza, mereka tidak akan melancarkan kampanye kelaparan terhadap mereka,” kata Fakhri.

Fakhri juga menyoroti kebutuhan mendesak akan peningkatan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza.

Menurutnya, sedikitnya seribu truk bantuan kemanusiaan perlu masuk ke wilayah itu setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan ketimpangan besar antara kebutuhan tersebut dan jumlah bantuan yang benar-benar diperbolehkan masuk oleh Israel.

Pada Senin lalu, Israel mengumumkan masuknya konvoi bantuan kemanusiaan pertama ke Gaza sejak 2 Maret 2024.

Namun, PBB menggambarkan masuknya 9 truk bantuan itu hanya sebagai “setetes air di lautan”, mengingat skala krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung.

Dalam pernyataan bersama, 23 negara bersama sejumlah pejabat tinggi Uni Eropa mendesak Israel untuk segera membuka akses masuk bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Mereka memperingatkan akan bahaya kelaparan massal serta mengecam pendekatan Israel dalam pengelolaan distribusi bantuan.

Senada dengan itu, para pemimpin dari Prancis, Inggris, dan Kanada mengeluarkan pernyataan bersama yang mengancam akan mengambil langkah terhadap Israel.

Langkah itu diambil apabila Israel tidak menghentikan apa yang mereka sebut sebagai “perang pemusnahan” yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

“Skala penderitaan kemanusiaan di Gaza telah melampaui batas yang dapat ditoleransi,” demikian isi pernyataan mereka.

Ketiga negara tersebut menilai bahwa izin Israel untuk masuknya sejumlah kecil bantuan pangan tidak memadai dan tidak akan menyelesaikan krisis.

Peringatan keras juga disampaikan Program Pangan Dunia (WFP) yang menyebutkan bahwa Gaza kini berada dalam “perlombaan melawan waktu” untuk menghindari bencana kelaparan.

Lembaga ini menyerukan tindakan mendesak dari komunitas internasional untuk memastikan arus bantuan dapat kembali berjalan.

Di tengah krisis kemanusiaan ini, Israel terus melancarkan serangan udara dan artileri yang intens ke kawasan pemukiman dan infrastruktur sipil di Gaza. Serangan tersebut menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar setiap harinya.

Pada hari Minggu, militer Israel mengumumkan peluncuran operasi militer baru bertajuk “Kereta Perang Gideon”, yang mencakup rencana untuk sepenuhnya menduduki Jalur Gaza.

Pengumuman ini datang meskipun proses negosiasi gencatan senjata yang difasilitasi di Doha dikabarkan telah memasuki tahap krusial.

Situasi ini semakin menambah tekanan terhadap komunitas internasional untuk mengambil langkah nyata guna menghentikan penderitaan panjang warga Gaza yang hingga kini belum menunjukkan tanda akan berakhir.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular