Pelabuhan Eilat di selatan Israel berencana memberhentikan setengah dari tenaga kerjanya minggu ini akibat serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, kata kepala eksekutifnya pada Ahad, (21/7) seperti dilaporkan Anadolu Agency.
“Pelabuhan Eilat adalah gerbang selatan Israel ke Timur Jauh, Australia, dan Afrika,” kata Gideon Golber.
“Semua aktivitas terhenti karena kapal-kapal tidak lagi bisa melewati arah manapun untuk mencapai Pelabuhan Eilat atau menuju Eropa melalui Terusan Suez. Karena itu, pelabuhan menghentikan operasinya dan pendapatan terhenti,” tambahnya.
Baca juga: Houthi ke Israel, Izinkan Bantuan Gaza, Kami Izinkan Kapal Lewat Eilat
Baca juga: EKSKLUSIF | Militer Israel krisis amunisi dan ingin akhir perang di Gaza
Golber mengatakan pelabuhan akan mem-PHK 50% pekerjanya minggu.
Menurut harian Israel Yedioth Ahronoth, pelabuhan itu telah menanggung kerugian sebesar 50 juta shekel (sekitar 221 juta rupiah).
Saat ini, sekitar 120 orang bekerja di pelabuhan tersebut.
Kelompok Houthi telah menargetkan kapal-kapal yang dimiliki, berbendera, dioperasikan, atau menuju pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden dengan rudal dan drone sebagai solidaritas dengan Jalur Gaza.