Gedung Putih mengonfirmasi pada Rabu bahwa pemerintahan Trump sedang terlibat dalam dialog langsung dengan kelompok Palestina, Hamas.
AS beralasan pembicaraan tersebut dianggap penting bagi kepentingan Amerika Serikat.
Juru bicara Karoline Leavitt mengatakan bahwa Israel telah dikonsultasikan mengenai hal ini dan pembicaraan tersebut masih berlangsung.
Leavitt menolak untuk merinci ruang lingkup diskusi tersebut, termasuk apakah hanya mengenai pembebasan sandera tambahan yang ditahan oleh Hamas, atau apakah juga mencakup proposal Trump yang banyak dikritik untuk menguasai Jalur Gaza yang terkepung.
“Dialog dan berbicara dengan orang-orang di seluruh dunia untuk kepentingan rakyat Amerika adalah sesuatu yang telah dibuktikan oleh Presiden sebagai upaya yang baik untuk melakukan yang benar demi rakyat Amerika,” ujar Leavitt kepada para wartawan di Gedung Putih.
Situs berita Axios sebelumnya pada Rabu mengungkapkan adanya negosiasi rahasia ini, yang berlangsung di ibu kota Qatar dalam beberapa pekan terakhir.
Axios mengidentifikasi utusan khusus presiden untuk urusan sandera, Adam Boehler, sebagai pemimpin delegasi AS, yang kemudian diakui oleh Leavitt.
Sebuah perjanjian gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan yang dimulai pada 19 Januari sempat menghentikan kekerasan di Gaza, tetapi perjanjian tersebut telah runtuh.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk melanjutkan negosiasi pada fase kedua dari kesepakatan tiga fase, dan justru berusaha memperpanjang fase pertama. Namun, Hamas menuntut adanya negosiasi pada fase kedua, termasuk penarikan penuh pasukan Israel dan penghentian total perang.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional terkait perang yang terjadi di wilayah tersebut.