Pesawat tempur Israel pada Jumat lalu membombardir sebuah pembangkit listrik dan dua pelabuhan yang dikuasai Houthi di Yaman, sebagai balasan atas serangan drone dan misil yang diluncurkan Houthi ke Israel.
Media yang mendukung Houthi melaporkan bahwa serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya tiga orang terluka.
“Pejuang Houthi telah dan akan terus membayar harga yang mahal atas agresi mereka terhadap kami,” ujar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, seperti dilaporkan Reuters.
Menurut laporan Al Masirah TV, yang dikelola Houthi, serangan udara Israel menargetkan pembangkit listrik Hezyaz di ibu kota Sana’a, Yaman.
Sebanyak 13 serangan udara menghantam pembangkit tersebut, mengakibatkan tiga warga sipil terluka, termasuk seorang pekerja di stasiun Hezyaz yang terletak di Distrik Sanhan. Beberapa rumah juga dilaporkan rusak akibat serangan ini.
Sebelumnya, perusahaan keamanan Inggris, Ambrey, melaporkan bahwa serangan Israel di pelabuhan Ras Issa di Laut Merah menargetkan fasilitas penyimpanan minyak di sekitar dermaga, meskipun tidak ada kerusakan yang dilaporkan pada kapal dagang.
Al Masirah TV juga mengabarkan bahwa serangkaian serangan udara menargetkan pelabuhan Ras Issa dan enam serangan lainnya di pelabuhan utama Hudaydah. Selain itu, Distrik Harf Sufyan di Provinsi Amran juga turut diserang.
Pernyataan militer Israel mengonfirmasi bahwa Hezyaz adalah “sumber energi utama bagi rezim teroris Houthi dalam kegiatan militer mereka.”
Israel juga menambahkan bahwa sasaran yang dihantam merupakan contoh eksploitasi infrastruktur sipil oleh Houthi untuk kepentingan militer.
Dalam 48 jam terakhir, Houthi meluncurkan tiga drone ke Tel Aviv, pusat komersial Israel, dan lebih banyak drone serta misil ke kapal induk Amerika, “USS Harry S. Truman,” yang sedang berada di Laut Merah, menurut juru bicara militer Houthi, Yahya Saree.
Sejak November 2023, Houthi telah menyerang Israel dan menargetkan pengiriman internasional di perairan dekat Yaman sebagai bentuk dukungan terhadap pejuang Palestina yang terlibat dalam pertempuran di Jalur Gaza.
Israel merespons serangan-serangan ini dengan serangan udara di wilayah yang dikuasai Houthi, demikian juga pasukan Inggris dan Amerika di kawasan tersebut. Netanyahu menegaskan bulan lalu bahwa Israel baru berada di awal kampanyenya melawan Houthi.