Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengatakan pada Ahad (29/9), sekitar satu juta orang telah mengungsi akibat serangan Israel. Demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.
“Lebanon sedang mengalami gelombang pengungsian terbesar dalam sejarahnya,” kata Mikati dalam konferensi pers setelah pertemuan komite darurat pemerintah di Beirut.
Kata Mikati, prioritas negaranya adalah menghetikan agresi Israel melalui upaya diplomatik yang berkelanjutan. “Kami tidak punya pilihan lain,” tegasnya.
Mikati juga menegaskan kembali komitmen Lebanon terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menyerukan penghentian permusuhan antara Israel dan Hezbollah.
“Angkatan bersenjata Lebanon siap untuk melaksanakan resolusi tersebut,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Mikati melakukan pembicaraan via telepon dengan Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani. Mikati menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan Baghdad kepada Lebanon.
Sudani menegaskan kembali komitmen Irak untuk mendukung Lebanon, kata kantor Mikati dalam sebuah pernyataan.
Perdana menteri Irak itu juga menyampaikan belasungkawa atas tewasnya Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrullah, dalam serangan udara Israel di Beirut pada Jumat.
Tentara Israel telah menggempur Lebanon sejak 23 September. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, agresi Israel menewaskan setidaknya 816 orang dan melukai lebih dari 2.500 lainnya.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Sejak itu, setidaknya 1.673 orang telah tewas, termasuk 194 perempuan dan 104 anak-anak, serta lebih dari 8.600 orang lainnya terluka, menurut otoritas Lebanon.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon bisa memperburuk konflik Gaza dan menyulut perang regional yang lebih luas.
Baca juga: Hizbullah pastikan kabar tewasnya Hassan Nasrullah akibat roket Israel
Baca juga: Reuters: Iran pindahkan Khamenei ke “tempat aman”