Wednesday, December 11, 2024
HomeHeadlineSekitar 182 tewas di Lebanon akibat serangan Israel sejak 7 Oktober

Sekitar 182 tewas di Lebanon akibat serangan Israel sejak 7 Oktober

Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan, setidaknya 182 orang tewas dan 727 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di selatan Lebanon sejak Senin pagi.

Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi, memutuskan untuk menutup semua sekolah dan universitas di seluruh negeri pada Selasa.

Langkah itu diambil sebagai antisipasi terhadap dampak dari serangan terberat Israel sejak 8 Oktober 2023.

Pemerintah juga memutuskan untuk membuka institusi pendidikan sebagai penampungan pengungsi yang terdampak serangan.

Di saat yang sama, juru bicara militer Israel mengumumkan, pihaknya akan segera melancarkan serangan ke wilayah Lembah Bekaa di timur Lebanon. Setelah sebelumnya telah melancarkan lebih dari 300 serangan udara di wilayah selatan sejak pagi hari.

Menurut laporan Aljazeera, serangan udara Israel menyasar sejumlah wilayah, termasuk Mais al-Jabal, Aitaroun, Houla, Taybeh, Markaba, Bani Hayyan, Jabal al-Rihan, serta daerah sekitar Bent Jbeil dan Zawtar di wilayah Nabatiyeh, selatan Lebanon.

Selain itu, serangan juga menyasar wilayah sekitar Shaara, Harabta, Hermel, serta kota-kota seperti Shamstar, Tarya, dan Bouday di timur Lebanon. Di wilayah timur lainnya, serangan mencapai kota al-Khader di wilayah Baalbek dan area sekitar Nabi Sheet.

Sementara itu, menurut surat kabar Yedioth Ahronoth, militer Israel telah melancarkan serangan ke 400 sasaran di Lebanon.

Ledakan di Haifa

Sebaliknya, ledakan terdengar di kota Haifa dan sirene peringatan berbunyi di bagian selatan kota tersebut, dilaporkan oleh Yedioth Ahronoth.

Sirene peringatan juga berbunyi di Acre, Carmel, dan Galilea Tengah setelah serangan roket besar-besaran dari Lebanon.

Channel 12 Israel melaporkan sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon menghantam satu bangunan di Kiryat Tivon, Israel utara.

Sekitar 30 roket terdeteksi ditembakkan dari Lebanon dalam serangan terakhir ini, menurut laporan radio militer Israel.

Sebelumnya, Aljazeera melaporkan adanya serangan roket besar dari selatan Lebanon yang menargetkan wilayah Galilea.

Hizbullah mengklaim telah menembakkan roket ke markas cadangan Korps Utara Israel dan markas cadangan Divisi Galilea di pangkalan Amiad, serta menargetkan kompleks industri militer Rafael di wilayah Zevulun, utara kota Haifa, dengan puluhan roket.

Media Israel melaporkan bahwa roket-roket yang ditembakkan dari Lebanon menghantam Galilea Atas dan kawasan Nazareth.

Menurut laporan surat kabar Israel Hayom, seorang warga Israel terluka akibat jatuhnya roket di Galilea Atas. Dan militer Israel melaporkan lima warga Israel terluka akibat roket yang jatuh di dekat persimpangan Golani di Galilea Bawah.

Sementara itu, Rumah Sakit Ziv di Tiberias mengumumkan mereka memindahkan beberapa pasien dan mengevakuasi lainnya ke lokasi yang lebih aman atau ke rumah sakit lain.

Persiapan Invasi Darat

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan dari ruang komando utama di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.

Ia mengatakan bahwa Israel sedang berada di “ambang hari-hari yang rumit”.

Netanyahu juga menegaskan Israel akan mengubah keseimbangan kekuatan di utara. Kata dia, “Israel tidak menunggu ancaman, melainkan mendahuluinya”, seperti yang dilaporkan oleh Channel 12.

Sementara itu, situs berita Israel, Walla melaporkan, komandan militer Israel siap melancarkan operasi darat di Lebanon.

Namun, menurut Bloomberg, seorang pejabat militer Israel mengatakan bahwa saat ini fokus militer masih pada kampanye udara, dan invasi darat tidak akan segera terjadi.

Pejabat itu menambahkan bahwa Israel berusaha menghancurkan peluncur roket dan mortir milik Hizbullah untuk melemahkan kemampuannya.

Media Israel juga melaporkan bahwa Israel telah memutuskan untuk memperpanjang penutupan wilayah udara sipil dari Hadera hingga Haifa hingga akhir September.

Sumber: Al Jazeera + Agensi

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular