Senator AS Bernie Sanders pada Senin (22/1) mengecam proposal Presiden Donald Trump untuk mengosongkan wilayah Gaza dengan memindahkan jutaan warga Palestina ke negara tetangga.
Sanders menyebutnya sebagai “pembersihan etnis” dan kejahatan perang, serta menyerukan agar seluruh rakyat Amerika mengutuknya.
“Ini ada istilahnya—pembersihan etnis—dan itu adalah kejahatan perang. Gagasan yang sangat keterlaluan ini harus dikutuk oleh setiap orang Amerika,” tulis Sanders di platform media sosial X sebagai respons terhadap pernyataan kontroversial Trump.
Pada hari Sabtu, Trump mengusulkan agar Gaza “dibersihkan” dan warga Palestina dipindahkan ke Mesir dan Yordania dan menyebut Gaza sebagai “tempat perusakan” setelah perang Israel.
Mesir, Yordania, Liga Arab, dan OKI segera mengeluarkan pernyataan keras menentang rencana pemindahan warga Palestina dari tanah mereka.
Usulan Trump muncul sepekan setelah kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, yang menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.300 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
Serangan Israel juga telah mengakibatkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut banyak nyawa warga lanjut usia dan anak-anak, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) terkait perang di Gaza.