Dalam eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, Iran meluncurkan sekitar 400 rudal dan ratusan drone ke wilayah Israel. Serangan itu disebut sebagai balasan atas serangan udara Israel yang sebelumnya menewaskan lebih dari 240 orang di Iran, termasuk perempuan dan anak-anak.
Meskipun Israel dikenal memiliki sistem pertahanan udara canggih, termasuk sistem andalannya “Iron Dome”, sejumlah rudal Iran dilaporkan berhasil menembus pertahanan tersebut dan menghantam sasaran penting.
Serangan udara Israel yang terjadi pada Jumat dini hari memicu respons besar-besaran dari Teheran. Sejumlah rudal balistik Iran dilaporkan mengenai target utama di Israel, meski sebagian besar berhasil dicegat.
Setidaknya 24 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka di Israel akibat serangan tersebut. Warga di beberapa kota besar harus berlindung di tempat perlindungan. Beberapa rudal bahkan menghantam kawasan permukiman di pusat kota Tel Aviv dan menyebabkan kerusakan parah.
Iran mengklaim telah menyerang pusat intelijen militer dan pusat perencanaan operasi Mossad, menandai keberhasilan mereka menembus sistem pertahanan udara Israel yang selama ini dianggap sangat kuat.
Efektivitas Iron Dome Dipertanyakan
Iron Dome selama ini menjadi tulang punggung sistem pertahanan udara Israel. Sistem ini mampu mendeteksi dan mencegat rudal jarak pendek, dengan klaim efektivitas hingga 90 persen. Diperkenalkan pada 2011, sistem ini dikembangkan untuk merespons ancaman roket dari Hizbullah pada 2006.
Namun Iron Dome hanya salah satu bagian dari sistem pertahanan berlapis Israel. Ada pula sistem Barak-8 untuk rudal jarak menengah, David’s Sling untuk rudal jarak menengah hingga panjang, dan THAAD untuk rudal balistik jarak jauh.
Untuk rudal-rudal jarak jauh seperti yang ditembakkan Iran, Israel menggunakan sistem Arrow-2 dan Arrow-3 yang dikembangkan bersama perusahaan Boeing dari AS. Selain itu, pesawat tempur dan helikopter juga dikerahkan untuk menghadang drone.
Bagaimana Iran bisa menembus pertahanan Israel?
Meski sebagian besar rudal berhasil dicegat, beberapa berhasil lolos dan menghantam sasaran. Sejumlah analis menyebut beberapa kemungkinan penyebabnya:
- Taktik Serangan Massal: Iran mungkin sengaja membanjiri sistem pertahanan dengan jumlah besar rudal dan drone untuk menguras stok rudal pencegat Israel.
- Penggunaan Rudal Hipersonik: Rudal seperti Fattah-2 memiliki kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, sulit terdeteksi radar.
- Rudal Jelajah: Seperti rudal Hoveizeh, terbang rendah dan sulit diprediksi.
- Strategi Umpan dan Gangguan: Iran bisa saja menggunakan umpan untuk mengalihkan perhatian sistem radar atau melakukan gangguan elektronik.
Seorang pejabat militer Israel mengakui bahwa tingkat keberhasilan sistem pertahanan dalam serangan terakhir ini berkisar antara 80 hingga 90 persen. “Tidak ada sistem yang sempurna,” ujarnya.
Perang stamina dan logistik
Kondisi saat ini digambarkan sebagai perang kelelahan. Israel harus menjaga ketersediaan rudal pencegat yang mahal dan terbatas jumlahnya. Di sisi lain, kemampuan Iran untuk terus melancarkan serangan berskala besar juga dipertanyakan dalam jangka panjang.