Haniyah

Haniyeh Ungkap Strategi Baru Palestina Hadapi “Israel” Penjajah

GAZAMEDIA, GAZA – Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh menyerukan untuk membangun visi strategis baru bagi masa depan Palestina. Di sisi lain, Perdana Menteri “Israel”, Naftali Bennett menyatakan “pemerintahnya” telah mengubah kebijakan dan strategi baru pula dalam menangani pejuang Hamas, Ahad (19/6/2022).

“Pejuang Gaza dan Tepi Barat adalah kubah baja yang terus berjuang melindungi para tahanan, Kota Al-Quds, dan wilayah Tepi Barat”, tutur Haniyeh saat menghadiri Konferensi Kedaulatan Palestina yang diselenggarakan oleh Universitas Ummah di Gaza

“Membangun aliansi strategis, menolak normalisasi dengan penjajah, semarakkan solidaritas Palestina bebaskan Al-Aqsha adalah tujuan utama. Setelah visi ini selaras, maka persatuan rakyat Palestina; kesepakatan strategi bersama mengatasi keadaan perpecahan internal; dan membangun front perjuangan nasional akan menjadi titik balik kemenangan rakyat mengalahkan penjajah”, kata Haniyah.

Di sisi lain, Perdana Menteri “Israel”, Naftali Bennett menyatakan bahwa sejak pembentukan pemerintahannya, kebijakannya terhadap pejuang Hamas telah berubah, antara lain, dan beralih dari kebijakan menahan tembakan roket ke “Israel” menjadi kebijakan tanpa toleransi mutlak, artinya nihil belum menemukan solusi.

Pernyataan Bennett muncul sehari setelah agresi bombardir yang dilakukan pesawat tempur Zionist target lokasi pos tempur pejuang Hamas di Jalur Gaza. [ml/ofr]

Haniyah dan Menlu Rusia Bertemu Bahas Tindakan Terorisme “Israel” di Al-Quds

GAZAMEDIA, DOHA – Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov terhubung melalui via telpon bahas perkembangan agresi “Israel” di kota Al-Quds (Yerusalem) dan Jalur Gaza. Serta jalin upaya politik yang bisa dilakukan untuk menghentikan pelanggaran “Zionist Israel” terhadap Al-Aqsha. Kamis (21/4/2022).

Haniyah menyampaikan kepada Lavrov, apa yang dilakukan ‘Israel’ di Al-Quds dan Al-Aqsha adalah pelanggaran, penodaan dan terorisme mencegah puluhan ribu jamaah Palestina yang hendak laksanakan ibadah Ramadhan di Masjid Al-Aqsha.

Sementara itu, Lavrov membalas dengan berikan apresiasi penghargaannya untuk rakyat Palestina dan perjuangan mereka. “Posisi kami tegas dalam masalah ini, kami selalu berada di pihak Palestina mendukung hak perjuangan mereka mendirikan negara Palestina merdeka.”

Lavrov turut mengutuk aksi brutalisme berlebihan “Israel” terhadap warga sipil Palestina yang tewas dan korban luka lainnya. Juga menekankan perlunya membalas kebiadaban mereka dengan strategi politik yang jitu dan ‘tamparan keras’ di kubu penjajah. [ro/nb/ofr]

Haniyah: Pertempuran di Al-Aqsha Picu Eskalasi Baru, Kita Sudah Siap Sejak Awal

GAZAMEDIA, DOHA – Kepala Biro Politik Gerakan Perjuangan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh mengkonfirmasi tindakan provokatif para pemukim ilegal “Yahudi” di Masjid Al-Aqsha picu konsekuensi konflik baru dengan strategi jitu pejuang yang telah ditetapkan, Kamis (21/4/2022).

Melalui wawancara singkat yang diterima Gaza Media, Haniyah menyampaikan, “Dengan tegas saya beritahu para penjajah, jika kalian berpikir dengan menyerbu Al-Aqsa akan mengubah semangat pejuang Islam jauh dari masjid, maka kalian telah alami delusi (gangguan mental)!”.

“Apa yang terjadi di Al-Aqsha malah memperpendek umur penjajah dan kekalahan kaliam dari tanah Palestina!” Haniyah menambahkan.

Dia menekankan bahwa “Perlu diketahui, rakyat kami Al-Murabitoun (garda terdepan penjaga masjid) Al-Aqsha mewakili garis pertahanan pertama yang akan tetap kokoh dan maju untuk melawan segala bentuk penodaan”. [ml/ofr]

Haniyah: Darah “Al-Furqan” Cetak Kemenangan Demi Kemenangan

GAZA MEDIA, GAZA – Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyah, mengatakan, “Darah yang tertumpah dalam “Pertempuran Al-Furqan” menciptakan kemenangan dan meletakkan dasar bagi kemenangan berikutnya dalam pertempuran konfrontasi dengan musuh, yang terakhir adalah Pertempuran “Pedang al-Quds” (Saif al-Quds).”

Hal tersebut ditegaskan Haniyah selama berkomunikasi dengan sejumlah keluarga para syuhada dari “Pertempuran Al-Furqan”, Ahad (26/12/2021), dalam peringatan ulang tahun ketiga belas perang yang meletus pada 2008 lalu itu. Dia mengatakan, “Pada hari yang menyakitkan ini, Gaza menjadi sasaran serangan brutal, di mana ratusan warga gugur, dalam serangan pengecut yang dilakukan penjajah Zionis ke markas besar Polisi Palestina dan Keamanan Nasional di Jalur Gaza.”

Haniyah berkomunikasi dengan istri martir Mayor Jenderal Tawfiq Jabr, kepala polisi Palestina, yang gugur di tempat kerjanya dan saat bertugas. Haniyah mengatakan, “Dia gugur akibat serangan tersebut saat dia sedang melakukan pekerjaannya dan bertanggung jawab atas rakyatnya,” menurut pernyataan Hamas.

Haniyah berbicara kepada keluarga syahid Ismail al-Jabari “Abu Hamza”, komandan Layanan Keamanan dan Perlindungan. Haniyah mengatakan, “Kami mendoakan dia dan juga para syuhada, dan mendukung ketabahan keluarga mereka, dan semoga Allah memberkati mereka dengan rahmat-Nya, dan menjadikan darah mereka di jalan pembebasan dan hak kembali pengungsi Palestina, insya Allah.”

Tanggal 27 Desember 2021, bertepatan dengan ulang tahun ketiga belas dari agresi Israel di Jalur Gaza. Agresi tersebut oleh pendudukan Israel disebut dengan operasi “Cast Lead”. Sementara perlawanan Palestina menyebutnya sebagai perang “Al-Furqan”.

Percikan pertempuran meletus setelah penjajah Zionis menarget markas dinas keamanan Palestina di Jalur Gaza, pada sore hari 27 Desember 2008, di mana puluhan anggota keamanan gugur. Brigade Al-Qassam meluncurkan pertempuran Al-Furqan dalam menghadapi pembantaian Zionis dengan nama operasi “Cast Lead” tersebut.

Pada saat itu, penjajah Zionis menetapkan sejumlah tujuan, yang paling menonjol di antaranya adalah menggulingkan rezim Hamas, menghancurkan kekuatan rudal gerakan, dan memulangkan tentara Zionis yang disandera di Jalur Gaza. Akan tetapi penjajah Zionis tidak dalam merealisasikan satupun dari tujuan operasi yang dilancarkan hingga perang berakhir.

Selama pertempuran yang berlangsung 23 hari, sebanyak 49 tentara Zionis tewas dan 400 lainnya terluka, selain kerusakan sejumlah besar rumah Zionis. Sementara itu setidaknya 1.417 warga Palestina (termasuk 926 warga sipil, 412 anak-anak dan 111 wanita) gugur akibat serangan Zionis di seluruh Jalur Gaza.[]

Haniyah: Sandera Israel Tak Akan Melihat Matahari Sampai Tawanan Bebas

GAZA MEDIA, DOHA – Ismail Haniyah, kepala biro politik Hamas, kembali menegaskan bahwa empat tentara penjajah Israel yang disandera dan ditawan oleh Brigade Al-Qassam di Jalur Gaza tidak akan melihat matahari sampai para tawanan Palestina menikmati “matanari” kebebasan.

Hal tersebut disampaikan Haniyah dalam Forum Internasional Arab untuk Mendukung Tawanan dan Tahanan Palestina, ketua Hamas ini juga menegaskan bahwa masalah-masalah utama kerja gerakan yang menjadi pijakan bergerkannya yang pertama adalah mendukung perjuangan mereka untuk penyediaan hidup bermartabat di dalam penjara. Sedangkan yang kedua adalah bekerja untuk membebaskan mereka secara penuh dari penjara pendudukan Israel, seperti dikutip dari palinfo.

Haniyah menunjuk kepada keberhasilan Hamas dalam membebaskan seribu lebih tawanan melalui kesepakatan pertukaran “Wafaa Al-Ahrar”, yang menegaskan bahwa penjajah Israel dengan terpaksa harus memberikan apa pun. Dia menambahkan, “Apa yang terjadi sebelum pertermpuran Saif al-Quds tidak seperti apa yang terjadi setelahnya. Pertempuran ini menempatkan kawasan sebagai jalan menuju berakhirnya pendudukan mangakhiri konflik bersejarah dengan proyek Zionis di tanah Palestina.

Haniyah juga memperingatkan terhadap proses normalisasi yang sedang berlangsung, yang bertujuan untuk membangun keamanan dan aliansi militer di kawasan di mana pendudukan Israel menjadi dipertuan. Di menyesalkan penyambutan kunjungan Menteri Terorisme Zionis ke Maroko dan penandatanganan perjanjian keamanan dengan Maroko. Dia mengatakan, “Ini adalah hal yang menyakitkan dan disayangkan.”

Pemimpin Hamas ini juga menyinggung keputusan Inggris yang memasukkan Hamas ke dalam daftar teroris. Dia menjelaskan bahwa motif keputusan ini adalah untuk mendukung penjajah Zionis di tengah kerapuhan yang dideritanya di berbagai tingkatan, serta upaya untuk menahan solidaritas yang tumbuh. dan meningkatnya dukungan pada isu perjuangan Palestina dan perlawanan rakyat Palestina.

Baca lebih lanjut di
https://melayu.palinfo.com/19640
@Copyright Pusat Informasi Palestina,All right reserved