Jalur Gaza

Jelang Ramadhan, Kebutuhan Pokok di Jalur Gaza Merangkak Naik

GAZAMEDIA, GAZA –  Krisis kemanusian yang menimpa 2,5 juta penduduk di Jalur Gaza, Palestina hingga kini belum juga redup. Persoalan blokade yang dilakukan oleh rezin Zionis Israel mengakibatkan jutaan warga Gaza hidup dibawa garis kemiskinan. Beban hidup warga pun kini semakin terhimpit, menjalang bulan Ramadhan sejumlah harga pangan di wilayah tersebut mulai merangkak naik.

Dari pantauan jurnalis GAZAMEDIA, Kamis (10/3) di sebuah Pasar di Jalur Gaza menyaksikan tanda-tanda krisis pangan dan kenaikan harga bahan pokok yang mencolok. Harga satu karung tepung  misalnya telah mengalami kenaikan sebesar 6 dolar lebih dari harga sebelumnya. Sementara minyak goreng juga telah naik seharga satu karung paket.

Nahed Barbakh, salah seornag pemilik toko sembako seperti tepung dan bahan makanan di Gaza, membenarkan bahwa harga akan naik lebih tinggi dalam beberapa hari mendatang meskipun barang masih banyak di pasar.

“Kenaikan harga adalah penyebab paling penting dari kenaikan harga impor global, banyaknya pajak yang dibayar pemasok atas barang, dan ketakutan beberapa pedagang besar untuk menghentikan impor, sehingga mereka memonopoli barang dan komoditas dengan menaikkan harga.” tutur Barbakh

Barbakh menekankan bahwa kenaikan harga di jalur Gaza disebabkan oleh Israel yang telah memberlakukan pajak yang dikenakan pada barang dagangan, di sisi lain ada pencegahan masuknya beberapa barang ke Gaza termasuk kebutuhan pokok.

Hal senada juga diungkapkan Awni Awaida, pemilik toko komoditas pangan lainya,  Ia menuduh pedagang besar telah melakukan memanipulasi terhadao harga dan memanfaatkan krisis global yang terjadi saat ini.

Awaida meminta badan-badan pemerintah untuk memperketat kontrol ekonomi atas mereka, meminta pertanggungjawaban mereka secara hukum, dan mengakhiri krisis yang memperburuk keadaan.

Sementara itu, Ibrahim Al-Astal, salah seorang warga Jalur Gaza mengungkapkan ketidakpuasannya dengan kenyataan, dengan mengatakan jika orang-orang Palestina di Gaza sedang berusaha untuk hidup dan mata pencaharian mereka direbut oleh Israel dengan pengepungan dan monopoli perdagangan.

Al-Astal berharap kondisi akan membaik sebelum dimulainya bulan Ramadhan Mubarak, karena keluarga disana membutuhkan pasokan makanan selama bulan itu, dan meminta Kementerian Ekonomi untuk menetapkan pagu harga yang sesuai.

Dengan tujuan mencegah harga tinggi, komite pemerintah di Gaza menaikkan pajak bea cukai pada pedagang dan menekankan dalam sebuah pernyataan, bahwa stok tepung di Jalur Gaza cukup untuk dua bulan ke depan.

Jalanan di Gaza hidup dalam kondisi ekonomi yang memburuk. Hampir 104.000 keluarga miskin belum menerima pembayaran kesejahteraan sosial selama setahun penuh, dan pegawai pemerintah Gaza dan Otoritas Palestina belum menerima gaji mereka secara penuh akibat krisis delapan tahun lalu.

Tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jalur Gaza, menurut update terbaru dari Pusat Statistik Palestina, mencapai 89% karena intensifikasi pengepungan Israel dan agresi Gaza pada bulan Mei tahun 2021 silam. [AYA/NFL/CKY]

Israel Klaim Tembak Dua Drone Milik Iran yang Melintas di Jalur Gaza

GAZAMEDIA, PALESTINA – Pihak militer Israel mengeklaim telah berhasil menembak jatuh dua drone yang diduga milik Republik Islam Iran, Minggu (6/3) waktu setempat. Dua drone tersebut ditembak jatuh oleh angkatan udara Israel saat melintas di udara Jalur Gaza, Palestina.

“Israel mengklaim bahwa angkatan udaranya telah menembak jatuh dua pesawat tak berawak dalam perjalanan untuk memasok senjata ke Jalur Gaza,” tulis media yang berbasis di Israel.

Koresponden Hebrew Channel 13, Alon Ben-David, menyatakan bahwa kedua pesawat Iran itu mengangkut pasokan pistol.

Ben-David mengatakan, diperkirakan bahwa Iran mencoba mencari tahu apakah mungkin membuka rute baru untuk mendukung Gaza dengan senjata menggunakan udara.

Patut dicatat bahwa “Israel” sedang mengejar kebijakan mengeringkan, berupa sumber-sumber dukungan untuk perjuangan di Jalur Gaza dengan menghancurkan terowongan, menutup perbatasan, mengebom pabrik-pabrik pasokan di negara-negara Arab, dan menangkap semua yang terlibat dalam mendukung Gaza secara militer. [AYS/FKR/CKY]

Angkatan Laut Israel Serang Nelayan Palastina di Jalur Gaza

GAZAMEDIA, GAZA – Angkatan Laut Israel menyerang sejumlah nelayan Palestina yang sedang mencari ikan diperairan laut Jalur Gaza, dalam serangan tersebut seorang nelayan terluka akibat tertembak peluru karet angkatan laut Israel.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, Rabu (2/3) peristiwa itu terjadi pada hari Selasa (1/3) kemarin waktu setempat tepatnya di sebelah barat wilayah Al-Sudaniah.

Dalam insiden tersebut seorang nelayan bernama Ahmed Saeed Al-Saeedi mengalami luka tembak dibagian kepala. Ia tertembak pasukan Israel yang mengejar para nelayan sedang mencari ikan di laut Gaza.

“Nelayan tersebut bernama Ahmed Saeed Al-Saeedi yang terluka di bagian kepalanya oleh peluru karet kapal perang penjajah yang berusaha mengejar kapal penangkap ikan di sebelah barat wilayah Al-Sudaniah.” kata Komite Dokumentasi Pelanggaran Nelayan

Komite menambahkan, berdasarkan laporan tim medis yang menangani luka korban, saat ini kondisinya sudah mulai membaik dan sudah diperbolehkan pulang.

Pelanggaran angkata laut penjajah Israel terhadap nelayan Gaza terus terjadi setiap harinya, termasuk aksi intimidasi penjajah dengan menakuti keberadaan nelayan, menembak, menangkap, menyita perahu, merobek jala, dan tindakan intimidasu lainya. [ML/OGY/CKY]

Makin Terpuruk, Israel Larang Peralatan Medis Masuk ke Jalur Gaza

GAZAMEDIA, PALESTINA – Dalam 10 bulan terakhir, Otoritas Israel telah mencegah peralatan medis untuk masuk ke Jalur Gaza, Palestina, Hal ini diungkapkan oleh Lembaga Pusat Palestina untuk Hak Asasi Manusia, Senin (1/2)

Langkah Israel itu dinilai sangat tidak beradab dan berpotensi melakukan pelanggan HAM.

“Kami sangat kecewa, dan mengutuk tindakan sepihak yang dilakukan oleh Israel, ” kata Pusat HAM Palestina kepada jurnalis GAZAMEDIA.

Peralatan medis yang dilarang diimpor ke Gaza mengancam keselamatan ribuan pasien yang membutuhkan layanan kesehatan di dalam rumah sakit baik milik pemerintah setempat maupun rumah sakit-rumah sakit milik swasta dan lembaga kemanusiaan dunia.

Pusat Lembaga HAM Plaestina mengatakan, Israel harus bertanggung jawab penuh menyediakan pasokan medis bagi penduduk Gaza, sesuai dengan Konvensi Jenewa Keempat.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa mereka menghadapi krisis kemanusiaan kian parah karena kekurangan obat-obatan, dan persediaan peralatan medis, sebagai akibat dari pengepungan Israel selama kurang lebih 15 tahun berturut-turut.

Sejak 2007, penjajah Israel memberlakukan blokade terhadap warga Gaza, yang mengakibatkan menurunnya kondisi ekonomi dan krisis kemanusiaan yang kian mengancam 2,5 penduduk yang tinggal di jalur Gaza. []

Program “SILAT” BEM HIMA PIPS UPI Angkat Tema “Jalur Gaza”

GAZAMEDIA, BANDUNG – Sudah berpuluh-puluh tahun Palestina menjadi tanah konflik yang gejolaknya masih menyala hingga saat ini. Salah satu wilayah vital yang masih menjadi lahan yang diperebutkan adalah jalur Gaza.

Konflik yang terjadi karena memperebutkan otoritas Jalur Gaza dimulai ketika Turki Utsmani mengalami kekalahan ketika perang melawan Inggris pada tahun 1917.

Jalur Gaza beberapa kali mengalami perpindahan kepemilikan ketika berbagai perang dan perjanjian terjadi.

Masih kurang jelasnya status Jalur Gaza menjadi penyebab konflik yang terjadi. Padahal sebenarnya sejak Juli 2007, secara de facto Jalur Gaza telah menjadi milik Palestina dan dikuasai oleh Hamas. Tetapi secara de jure, masih ada organisasi Internasional yang menganggap bahwa Jalur Gaza dikuasai oleh Israel.Hal itulah yang menyebabkan Jalur Gaza masih diperebutkan dan berusaha dipertahankan oleh Palestina hingga saat ini.

Konflik yang terjadi di Jalur Gaza jangan sampai luput dari perhatian atau bahkan terlupakan. Oleh karena itu, bidang kerohanian BEM HIMA PIPS Univereitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sebagai organisasi yang peduli terhadap isu kemanusiaan mengadakan program untuk mengetahui kabar terkini Jalur Gaza.

Program ini bernama ‘Diskusi Intelektual Terhangat (SILAT)’ yang pada kali ini mengangkat isu terkait Jalur Gaza. Diskusi akan dilaksanakan pada hari Senin, 31 Januari 2022 besok secara daring dan dimulai pada pukul 16.00 WIB. Program SILAT ini terbuka untuk umum dan untuk dapat mengikuti diskusi kali ini cukup dengan mengisi link: https://bit.ly/PendaftaranPesertaSILAT

Dengan adanya diskusi kali ini, diharapkan dapat membuka mata kita bahwa konflik yang terus menerus terjadi di Jalur Gaza ini bukan hanya perihal agama, tetapi perihal kemanusiaan. Diharapkan juga program ini akan menjadi salah satu sumber informasi mengenai kabar terkini Jalur Gaza. Pasalnya, panelis utama diskusi tersebut adalah Muhammad Husein aktivis kemanusiaan yang telah 10 tahun lebih tinggal di Jalur Gaza. []

Cuaca Ekstrim di Gaza, Seorang Balita Meninggal Kedinginan

GAZAMEDIA, GAZA – Seorang bayi berusia satu bulan di kota Khanyounis, Jalur Gaza Selatan, Kamis (27/1) meninggal dunia setelah mengalami kedinginan yang sangat luar biasa.

Informasi yang dihimpun jurnalis GAZAMEDIA, balita mungil yang meninggal itu bernama Murad, jantungnya berhenti berdetak akibat penurunan suhu udara dingin yang sangat ekstrim

“Nyawa balita mungil itu tak dapat ditolong, tubuhnya tidak mampu menahan hawa dingin yang sedang melanda wilayah kami, ” tutur kerabat balita tersebut.

Musim dingin ekstrim selalu menjadi momok menakutkan bagi warga Gaza yang hidup dalam blokade penjajah sejak 15 tahun terakhir. Pasalnya, mereka banyak mengalami kesulitan terutama faktor ekonomi.

Musim dingin di Palestina telah berlangsung sejak Desember dan biasanya akan berakhir hingga bulan Maret mendatang. Sementara itu, Sepanjang  bulan Januari suhu di Gaza saat ini dengan rata-rata terendah mencapai 10°C dan tertinggi 17°C.

Baju hangat dan selimut kini menjadi barang mewah yang sangat dibutuhkan sebagian besar warga di Jalur Gaza terutama bagi kalangan fakir miskin yang tidak memiliki perlindungan dan perbekalan untuk menghadapi dinginnya cuaca tersebut. []

Banjir di Jalur Gaza Memperburuk Kondisi Kamp Pengungsi

GAZAMEDIA, GAZA – Hujan deras yang mengguyur kawasan Jalur Gaza, Palestina sejak Ahad (16/1) pagi  mengakibatkan sejumlah ruas jalan dan kamp-kamp pengungsi Palestina di Jalur Gaza tergenang air.

Hujan yang mengakibatkan banjir ini samakin memperparah kondisi warga setempat di tengah situasi krisis kemanusiaan yang semakin sulit

Laporan yang dihimpun jurnalis GAZAMEDIA, beberapa wilayah dan kamp pengungsi kini tergenang banjir, diperparah dengan kondisi infrastruktur rumah yang rusak dan buruk akibat sasaran pesawat tempur penjajah Israel selama agresi Mei lalu.

Infrastruktur di Jalur Gaza kian mengkhawatirkan dan tidak jelas akibat blokade. Pihak penjajah mencegah masuknya peralatan bangunan dan menghancurkan jaringan air selama empat perang yang berlangsung di Jalur Gaza.

Warga penghuni kamp mengharapkan kepedulian dan uluran tangan masyarakat internasional agar segera membantu mereka menyediakan tempat perlindungan yang layak terutama untuk anak-anak mereka dari kerasnya cuaca musim dingin yang saat ini mereka hadapi.[]

INH Berikan Penghargaan untuk Korban Agresi Israel di Jalur Gaza

GAZAMEDIA, GAZA – International Networking For Humanitarian (INH), bekerja sama dengan Lembaga Amal As-Salamah, memberikan penghargaan, kepada 350 warga Palestina yang terluka dalam agresi Israel di Jalur Gaza pada Mei 2021 silam.

Menutut Muhammad Qaddoura, Direktur Eksekutif INH, mengatakan upacara penghargaan dilaksanakan dalam rangka tugas untuk mendukung sektor masyarakat yang terluka di Jalur Gaza.

“Rakyat Indonesia akan terus mendukung rakyat Palestina di semua sektor dan di berbagai bidang, dan kami akan bekerja di INH selama periode mendatang untuk meningkatkan kuantitas dan jenis bantuan serta proyek pembangunan yang menargetkan komunitas Palestina.” kata kandidat doktor tersebut.

Sementara itu, Muhammad Douima, Direktur Lembaga Amal As-Salamah, mengucapkan terima kasih atas upaya INH dalam mendukung ketabahan dan perjuangan rakyat Palestina.

Kegiatan ini diakhiri dengan memberikan penghargaan untuk korban luka dan keluarga mereka dengan bantuan uang tunai sebagai sentuhan kesetiaan pada pengorbanan mereka.[]

Kepolisian Gaza Tangkap Dalang Pembunuhan Insinyur Palestina

GAZAMEDIA, GAZA – Kementrian dalam negeri Palestina di Jalur Gaza, mengumumkan keberhasilannya menangkap salah satu dalang pembunuhan insinyur Al Qassam, Fadi Al Batsy yang dibunuh saat dirinya berada di Malaysia tahun 2018 silam.

Juru bicara kementrian dalam negeri Palestina, Iyad Al Bazm dalam press rilisnya, Ahad (9/1)  mengatakan setelah melalui proses investigasi pihak kemanan selama 3 tahun terakhir, akhirnya mereka berhasil mendapatkan pengakuan salah satu dalang pembunuhan yang mengaku bekerja sama dengan lembaga intelejen Israel bernama Mosad dalam melakukan aksi pembunuhan.

Menurut keterangan tersebut, Fadi dibunuh oleh badan intelejen Israel Mosad, pada bulan April tahun 2018 silam ketika dirinya sedang berjalan menuju shalat Subuh berjama’ah ke salah satu masjid di Kuala lumpur, ibu kota Malaysia,  dengan cara ditembak oleh pengendara sepeda motor.

Fadi Al Batsy adalah seorang insinyur Palestina kelahiran tahun 1983 di kota Jabalia, Jalur Gaza utara, yang menyelesaikan s1, s2 dan s3 nya di bidang elektro di Universitas Islam Gaza (UIG).

Fadi memiliki hak paten di bidang elektro, untuk meningkatkan efisiensi jaringan tenaga listrik. Ia juga menemukan perangkat peningkatan transmisi tenaga listrik dan merupakan salah satu penggagas pertama dalam mendirikan Asosiasi Internasional Insinyur Palestina di Malaysia. []

Areal Pertanian di Jalur Gaza Dihujani Tembakan Serdadu Israel

GAZAMEDIA, GAZA – Serdadu Zionis Israel, kembali menembakkan senapan mesin mereka ke areal pertanian milik warga Palestina tepatnya di perbatasan timur Jalur Gaza, Ahad (9/1).

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA,  aksi penembakan yang dilakukan oleh militer Israel dilakukan secara sporadis. Beruntung tidak ada korban luka dalam peristiwa terbut. Namun dapat dipastikan petani di jalur Gaza mengalami kerugian secara ekonomi.

Senapan mesin ditembakkan ke lahan petani di tiga wilayah di perbatasan timur Kegubernuran Al Wusta, kota Qarara dan Khan Yunis, yang menghentikan pekerjaan petani dan memaksa mereka meninggalkan tempat itu.

Perlu  diketahui bahwa pasukan penjajah menghalangi pekerjaan petani di Jalur Gaza dengan beberapa cara, termasuk menembak, menyemprot tanah perbatasan dengan zat beracun, atau membuldoser tanah mereka.

Tindakan penyerangan ini kerap kali dilakukan oleh pihak Israel untuk mematikan dan menghentikan petani di Jalur Gaza bercocok tanam, dengan tujuan untuk melumpuhkan sektor pertanian.[]