kejahatan
Abu Kwik: Perlawanan Siap Respon Kejahatan Zionis Di Tepi Barat
GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Tokoh Hamas di Tepi Barat Husain Abu Kwik menegaskan, perlawanan Palestina siap merespon infiltrasi dan eskalasi kejahatan kelompok yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat terjajah, seperti dikutip dari Palinfo.
Abu Kwik menegaskan, bangsa Palestina tidak akan berpangku tangan melihat kejahatan zionis yang didukung pasukan Israel, kasus terbaru yaitu penabrakan terhadap lansia Ghadir Masalamah oleh pemukim yahudi dekat Sanjals, Ramallah Utara.
Kejahatan yang ditujukan untuk membunuh warga sipil, anak-anak dan para wanita, menjadi bukti nyata terorismes yahudi yang didukung penjajah Israel.
Dibalik kejahatan ini, penjajah mendorong warga untuk menyerah dan tidak melakukan perlawanan, serta tunduk pada tindakan represif, penyitaan lahan dan pembangunan permukiman yahudi.
Abu Kwik menuntut pihak otoritas Palestina untuk membela bangsa dan menghadapi arogansi kelompok zionis.
Selain itu, segenap warga diminta membentuk komite perlindungan warga, guna mendukung kota dan desa Palestina yang menjadi incarans kejahatan zionis.
Tokoh Hamas ini menyerukan pihak internasional untuk mengambil peran menghentikan kejahatan penjajah zionis yang terus berlanjut.[]
Parlemen Arab Kembali Tegaskan Penolakan Terhadap Kejahatan Israel
GAZA MEDIA, AMMAN – Parlemen Arab kemabli menegaskan penolakan dan kecamannya terhadap pelanggaran berbahaya Israel, dan kejahatannya yang terus berlanjut kepada bangsa Palestina.
Hal itu disampaikan dalam sidang ke 2 di Majlis Umat yang digelar di ibukota Yordania, Amman, dipimpin ketua parlemen Adil bin Abdul Rahmah al-Asumi, seperti dikutip dari Palinfo, Jum’at (24/12).
Al-Asumi mengencam pelanggaran Israel terencana, yang mengabaikan hukum internasional dan resolusi PBB, lewat kebijakan permukiman, penggusuran dan pengusiran paksa yang dilakukannya di kota Al-Quds terjajah.
Ketua Parlemen mengapresiasi langkah yang diambil Raja Yordania Abdullah al-Thani dalam mendukung persoalan Palestina, dan membela tempat suci keagamaan, utamanya Masjidil Aqsha Mubarak, yang berada dalam kewenangan Yordania atas tempat suci Islam dan Kristen di kota Al-Quds terjajah.
Agenda sidang antara lain membahas perkembangan sejumlah persoalan di kawasan Arab, dan peran parlemen Arab dalam mendukung dan menopangnya di segenap forum parlemen dan forum internasional.
Di tengah masifnya sejumlah rezim Arab melakukan normalisasi dan perdamaian dengan penjajah Israel, parlemen Arab diharapkan mampu menyuarakan kepentingan rakyat dan dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina hingga meraih kemerdekaan dan kedaulatan dengan ibukota Al-Quds.[]