PALESTINA MERDEKA

Mairav Zonszein Jurnalis Washington Post Seruhkan Zionis Angkat Kaki dari Palestina

GAZAMEDIA, PALESTINA – Seorang jurnalis perempuan berkebangsaan Israel-Amerika Serikat, Mairav Zonszein menyerukan agar penjajah Israel segera hengkang dari bumi Palestina.

Dalam artikel di Washington Post pada Kamis (6/1) kemarin, Zonszein menyebut pihak Israel memperlihatkan hal yang memalukan atas aksi brutalisme para penjajah zionis dibumi para nabi.

Menurutnya, kelakuan zionis Isreal pantas untuk dikutuk karena kampanye kekerasan dan kebencian sistematis yang diterapkannya terhadap bangsa Palestina sangat jelas. Seperti ketika Presiden “Israel”, Isaac Herzog, menghadiri Pesta Cahaya Lilin Desember 2021 lalu di kota Hebron,

Zonszein juga menyinggung perkataan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid ketika memperbaiki hubungan Israel dengan Partai Demokrat di Amerika Serikat serta pemerintah Uni Eropa lainnya, dalam upaya untuk meningkatkan citra politik Israel sebagai demokrasi liberal yang memainkan peran baru.

“Kami tidak menyatakan bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan kami adalah anti-Semit dan pembenci bagi “Israel”. Dengan tegas Zonszein menyebutkan-semuanya omomg kosong- karena bukan seperti itu cara menangani hubungan luar negeri suatu negara.

“Pada bulan yang sama, setelah pernyataan tersebut, perusahaan es krim ternama Amerika “Ben & Jerry” memutuskan untuk tidak lagi produksi es krimnya ke wilayah pemukiman ilegal “Yahudi” di Palestina.” tutup Zonszein.

17 Bulan Ditahan, Syeikh Read Salah Akhirnya Hirup Udara Bebas

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Ketua Perjuangan Islam wilayah Tepi Barat, Syeikh Read Salah, Senin (13/12) kemarin waktu setempat resmi menghirup udara bebas setelah 17 bulan dipenjara oleh rezim Zionis Israel. Bebasnya tokoh karismatik kelahira 1948 ini disambut sorak-sorai pendukungnya dari depan penjara sampai ke kota Umm al-Fahm.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, Syeikh Raed menghabiskan masa tahanannya di sel isolasi dengan kondisi yang sangat sulit. Bahkan pada saat momen akhir pembebasanya pihak penjajah sempat menolak memberitahu lokasi pembebasannya.

Perlu diketahui, Pengadilan Israel menghukum Sheikh selama 17 bulan penjara atas kasus “file konstan” dengan tuduhan sebagai provokator aktif dari pihak pejuang. Persidangannya sengaja diperpanjang selama 3 tahun, sejak tahun 2017.

Sebelumnya, Syeikh Raed juga ditangkap beberapa kali oleh pasukan penjajah atas ajakan dakwah Islam yang ia lakukan, dan strategi politiknya yang dianggap sebagai salah satu pembela terdepan Al-Quds & Masjid Al-Aqsha, serta kepiawaiannya dalam membocorkan strategi rencana penjajah Israel. []

Buntut Penembakan Pria Palestina, Hamas dan Kelompok Perjuangan Tingkatkan Perlawanan Terhadap Israel

GAZAMEDIA, GAZA –  Kelompok perjuangan pembebasan Palestina HAMAS dan sejumlah kelompok perlawanan Palestina lainnya telah menyerukan untuk meningkatkan kegiatan “perlawanan” di kawasan Tepi Barat. Ajakan tersebut setelah bentrokan kekerasan yang terjadi pada hari Jumat (10/12) kemarin. Di mana seorang pria berkebangsaan Palestina dari kota Beita, selatan Nablus, dilaporkan ditembak mati oleh tentara Israel, IDF dari jarak yang sangat dekat.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA dari sejumlah sumber Palestina, korban yang ditembak serdadu Israel bernama Jamil Abu Ayyash (31). Korban meninggal setelah tentara menembakan senjatanya dengan menggunakan peluru tajam, peluru berlapis karet, dan gas air mata selama bentrokan dengan puluhan warga Palestina dari kota itu selama protes mingguan terhadap Evyatar di dekatnya pos pemukim.

Abdel Jalil Hanjal, salah seorang sukarelawan dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, mengatakan kepada kantor berita resmi Otoritas Palestina, Wafa, bahwa Abu Ayyash masih membawa ketapelnya saat dia dilarikan ke rumah sakit di Nablus.

“Katapel itu diikatkan ke jarinya. Itu dipotong sebelum dia sampai di rumah sakit,” jelasnya.

Sementara itu Jerusalem Post, pada hari Sabtu (11/12), IDF menyatakan bahwa selama kerusuhan, ratusan warga Palestina melemparkan batu dan menggulingkan ban yang terbakar ke arah tentara.

Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh mengutuk pembunuhan Abu Ayyash. Menurutnya, pembunuhan itu  sebagai “kejahatan,” menunjukkan bahwa pria itu berada di antara sekelompok warga yang “membela” tanah mereka.

Selama pemakaman Abu Ayyash, ratusan pelayat meneriakkan slogan-slogan mendukung Hamas dan komandan militernya, Mohammed Deif. Hamas mengutuk pembunuhan Abu Ayyash sebagai “kejahatan Zionis baru yang tercela.”

Ismail Radwan, juru bicara Hamas di Jalur Gaza, mengatakan bahwa pembunuhan Abu Ayyash tidak akan menghentikan perlawanan di Beita dan seluruh Tepi Barat. Radwan meminta warga Palestina di Tepi Barat untuk meningkatkan segala bentuk konfrontasi dan perlawanan terhadap Israel.

Sementara Zaher Jabareen, pejabat Hamas lainnya, menyatakan kepuasan bahwa pemakaman berubah menjadi pertunjukan dukungan untuk Hamas.

“Nyanyian untuk mendukung Hamas dan Deif membuktikan bahwa semua upaya untuk mengintimidasi anggota dan pendukung Hamas (di Tepi Barat) telah gagal,” katanya.

Ini merujuk pada tindakan keras keamanan terpisah yang sedang berlangsung oleh Otoritas Palestina dan IDF terhadap kelompok tersebut. Dia juga mendesak warga Palestina untuk melanjutkan perang melawan Israel dengan segala cara dan metode.

Sementara Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan bahwa pembunuhan Abu Ayyash tidak akan menghentikan Palestina dari melanjutkan jihad dan perlawanan yang sah terhadap entitas Zionis dan terorisme dan agresi.

Menurut PIJ, perlawanan dan konfrontasi terhadap Israel akan meningkat dan tidak akan berhenti sampai pengusiran pendudukan dari seluruh tanah Palestina. []

Hamas Ultimatum Israel untuk Bebaskan Tawanan Palestina

GAZAMEDIA, ISTANBUL – Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniya menegaskan 4 tentara zionis Israel yang ditawan oleh para pejuang Palestina di Gaza tidak akan pernah lagi bisa melihat cahaya matahari selama para tawanan Palestina disejumlah penjara Israel belum dibebaskan.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ismail Haniya dalam konferensi Pionir Baitul Maqdis ke-12 di Istanbul, Turki, Sabtu (4/12).

Acara konferensi internasional ini dihadiri oleh sejumlah delegasi lembaga kemanusiaan dari berbagai negeri di dunia termasuk Indonesia.

Haniya juga mengingatkan masyarakat dunia bahwa isu tahanan Palestina selalu menjadi yang paling prioritas bagi Hamas dan para petinggi perlawanan.

“Pembebasan para tawanan Palestina di penjara Israel selalu yang utama dalam agenda Hamas dan Para Pejuang Palestina,” kata mantan perdana menteri Palestina tersebut.

Haniya juga menegaskan bahwa pembebasan Palestina tidak akan pernah tercapai kecuali melalui perlawanan bersenjata seraya berjanji bahwa para pejuang akan terus mempersiapkan dan mengasah kekuatan untuk memerangi musuh.

Diberitakan sebelumnya bahwa brigade Izzuddin Al Qassam berhasil menawan 4 tentara Israel dalam pertempuran tahun 2014 dan akan menfaatkan mereka untuk membebaskan lebih banyak tawanan Palestina seperti yang pernah terjadi dalam kesepakatan wafa Al Ahrar pada tahun 2011 silam dimana 1 orang serdadu Israel berpangkat kopral ditukar dengan 1047 tawanan Palestina. []

Penulis: Muhammad Husein

Al Qassam Berhasil “Pecundangi” Jaringan Intelijen Militer Israel

GAZAMEDIA, GAZA – Juru bicara sayap perjuangan Palestina Hamas, Hazem Qasem membeberkan jika pihak Zionis Israel mengakui jika jaringan operasi intelijen miliknya yaitu “Shin Bet”  telah berhasil diacak-acak oleh pihak intelijen Brigadir Al-Qassam.

“Mereka (Israel.red) melalui situs berita milik zionis, operasi “Sarab” atau operasi fatamorgana kita berhasil mengacak-acak jaringan operasi intelejen “Shin Bet”,” kata Hazem.

Dalam media tersebut, kata Hazem, pihak Israel mengakui kemajuan intelejen Brigade Al-Qassam dan menegaskan bahwa Al-Qassam telah mencapai prestasi dalam perang otak dan perang pemikiran.

Hazem juga menekankan bahwa pengakuan tersebut membuktikan keberhasilan intelejen Brigade Izzuddin Al-Qassam dalam operasi “Sarab”, operasi ini telah berjalan selama 2 tahun lamanya dan selama itu pula intelejen Al-Qassam berhasil membingungkan kerja militer Israel.

“Al-Qassam juga berhasil membaca rencana-rencana yang akan dijalankan militer Israel terhadap Jalur Gaza, ” jelasnya.

Ia menambahkan jika intelijen dan pihak keamanan Hamas telah membuktikan jika pejuang bangsa dan rakyat Palestina mampu mencetak prestasi dan kemenangan atas penjajah Zionis.

“Selanjutnya langka pengusiran bangsa Yahudi Zionis dari seluruh tanah Palestina, ” pungkasnya. []

Bikin Merinding, Bendera Palestina Berkibar di Universitas Tel Aviv Israel

GAZAMEDIA, TEL AVIV – Suasana haru menyelimuti pengibaran bendera Palestina yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Palestina di Universitas Tel Aviv Israel. Sontak bendera dengan empat warna ini pun bikin merinding bagi siapapun yang melihatnya.

Dari sumber yang dihimpun GAZAMEDIA, pengibaran bendera itu dilakukan oleh para aktivis Palestina tepatnya di aula universitas saat konser musik oleh salah seorang seniman asal Palestina pada tanggal 30 November kemarin.  Video dan foto yang di unggah di berbagai platform media sosial itu pun langsung viral dan mendapatkan tanggapan dari berbagai kalangan.

Orang-orang Palestina di dalam Israel mengatakan bahwa mereka menderita diskriminasi rasial, yang semakin meningkat baru-baru ini, terutama setelah peristiwa pada bulan mei dengan latar belakang bentrokan yang terjadi di kota-kota campuran setelah ekstremis Yahudi membunuh seorang pemuda Arab di kota Lod.

Konfrontasi kekerasan meletus antara Yahudi dan Arab di kota-kota campuran, sebagai akibat dari keputusan Mahkamah Agung Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem yang diduduki.

Politisi ekstremis Israel menyerukan larangan mengibarkan bendera Palestina di dalam wilayah Israel. Pada tahun 1967, Israel mengeluarkan undang-undang yang melarang bendera Palestina dan melarang produksi bahkan karya seni yang terdiri dari empat warna.

Namun, sejak ditandatanganinya Persetujuan Oslo pada tahun 1993, larangan ini menjadi lebih ringan tetapi terkadang masih ditegakkan oleh polisi.

Dalam dua dekade terakhir, pemerintah sayap kanan telah berhasil berkuasa di Israel, yang lebih dekat untuk mencegah pengibaran bendera Palestina, karena mereka awalnya menolak gagasan untuk mendirikan negara Palestina. []

Palestina Kecam ‘Israel’ Soal Konsulat AS di Yerusalem

GAZA MEDIA, RAMALLAH – Palestina pada  Minggu mengecam penolakan Israel untuk membuka kembali konsulat AS untuk melayani warga Palestina di Yerusalem Timur.

Sabtu llau, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan tidak ada tempat bagi konsulat Amerika Serikat untuk melayani warga Palestina di Yerusalem.

Pernyataan Bennett adalah “ujian kritis bagi pemerintahan AS Joe Biden,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu Agency.

Kementerian meminta pemerintah AS untuk tetap pada pendiriannya dalam membuka kembali Konsulat AS di Yerusalem untuk Palestina.

“Sudah saatnya masyarakat internasional memimpin dalam menghormati kewajibannya dan memikul tanggung jawab hukum dan moral atas pendudukan dan pemukiman [Israel], serta berhentikan memberikan kepercayaannya pada pemerintah Israel,” kata kementerian itu.

Pada 2019, mantan Presiden AS Donald Trump menutup Konsulat AS di Yerusalem Timur dan menggabungkannya dengan Kedutaan Besar AS setelah memindahkannya ke Yerusalem dari Tel Aviv.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk membuka kembali konsulat AS di Yerusalem Timur.

Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina di mana warga Palestina berharap Yerusalem Timur, yang sekarang diduduki oleh Israel, pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan. []

Yordania dan Israel Sepakati Peningkatan Ekspor ke Pasar Palestina

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Dua negara tetangga Palestina yaitu Pemerintah kerajaan Yordania dan Israel menandatangai perjanjian kontrak kerjasama terkait peningkatan sejumlah prodak yang dizinkan untuk di ekspor ke wilayah Palestina, Rabu (3/10) kemarin.

Pertemuan para mentri dibidang Ekonomi kedua negara tersebut membahas persoalan hubungan dagang dan peningkatan kerjsama keamanan dibidang sipil. Pasalnya, kedua negara tersebut sempat mengalami kerenggangan dalam bidang diplomatik.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Youssef Al-Shamali, mengindikasikan bahwa konsensus yang ditandatangani hari ini adalah hasil kerja keras tim teknis dari kedua belah pihak untuk mempelajari proposal pihak Yordania untuk meningkatkan ekspor Yordania ke pasar Palestina, yang telah diajukan ke meja perundingan pada tahun 2018.

“Melengkapi koordinasi yang sedang berlangsung antara pemerintah Kerajaan Hashemite Yordania dan pemerintah Negara Palestina, untuk memperkuat hubungan kerja sama bilateral di bidang komersial dan investasi,” kata Al-Shamali.

Al-Shamali menekankan bahwa sejak saat itu, tim teknis telah berusaha keras untuk mempelajari skenario dan kemungkinan alternatif untuk menghasilkan solusi konsensus yang sepenuhnya mempertimbangkan kepentingan pihak-pihak terkait, seperti pentingnya mendukung ekonomi dan Palestina.

“Disatu sisi untuk meningkatkan kemampuan komersial, selain memfasilitasi akses produk Yordania ke pasar, juga menjadi pertimbangan, di sisi lain, dengan mengatasi kesulitan yang membatasi aliran produk ekspor kepentingan Yordania ke pasar Palestina,” jelasnya.

Lebih lanjut, Al-Shamali juga menyinggung soal pembatasan yang terkandung dalam kerangka Protokol Ekonomi Paris, yang menetapkan kuota untuk daftar barang Yordania yang diimpor sesuai dengan prosedur pabean dan spesifikasi teknis Palestina.

Dia mengatakan bahwa diskusi ini akhirnya menghasilkan konsensus mengenai daftar barang Yordania baru yang akan menikmati perlakuan istimewa ketika memasuki pasar Palestina, dengan nilai tahunan sekitar $730 juta, untuk mencapai kepentingan dan kepentingan Yordania dan Sektor swasta Palestina, karena 425 barang Yordania akan menikmati perkiraan nilai tahunan.

Sekitar $500 juta untuk hak istimewa mengakses pasar Palestina, dibebaskan dari bea cukai dan tunduk pada prosedur komersial serta spesifikasi teknis dan persyaratan Palestina yang berlaku.

Selain itu, 329 barang Yordania, dengan nilai tahunan sekitar $ 230 juta, akan menikmati pembebasan bea masuk ketika mengekspor ke pasar Palestina, dan setelah mencapai spesifikasi teknis dan persyaratan yang berlaku untuk pihak Israel.[]