Tentara Lebanon menegaskan pada Selasa, (8/10), bahwa pasukannya telah dikerahkan di seluruh Lebanon, termasuk wilayah selatan yang menjadi sasaran serangan udara dan darat Israel.
Dalam sebuah pernyataan, militer Lebanon menyatakan bahwa pasukannya “sepenuhnya siap untuk mempertahankan wilayah Lebanon dengan sumber daya yang ada, berdasarkan keputusan dan arahan otoritas politik.”
Pernyataan ini muncul setelah rumor di media sosial yang menyatakan tentara Lebanon menarik pasukan dari wilayah selatan akibat serangan udara dan darat Israel.
Tentara Lebanon menyebut tuduhan itu sebagai “kampanye fitnah” yang dilakukan untuk melayani “kepentingan sempit dan tujuan politik.”
Prioritas tentara Lebanon, menurut pernyataan tersebut, adalah melindungi institusi militer, menjaga kesatuan, menghentikan agresi, menangani krisis pengungsian, melanjutkan operasi penyelamatan, serta menjaga perdamaian sipil dan stabilitas internal.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon dengan dalih menargetkan posisi Hizbullah sejak 23 September lalu. Serangan ini telah menewaskan lebih dari 1.250 orang, melukai 3.618 lainnya, dan memaksa lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Kampanye udara ini menjadi eskalasi dari perang lintas batas selama setahun terakhir antara Israel dan Hizbullah, yang dipicu oleh ofensif brutal Israel di Jalur Gaza. Serangan tersebut telah menyebabkan hampir 42.000 orang tewas, kebanyakan wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada tahun lalu.
Meskipun mendapat peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional, Israel tetap memperluas konflik ini dengan melancarkan invasi darat ke selatan Lebanon pada 1 Oktober.
Baca juga: Setahun Taufan Al-Aqsa, Warga Yahudi ramai-ramai tinggalkan Israel
Baca juga: Media Al-Qassam ungguli narasi propaganda Israel