Sunday, February 23, 2025
HomeBeritaTiga sandera Israel akui Hamas selamatkan nyawa mereka

Tiga sandera Israel akui Hamas selamatkan nyawa mereka

Tiga warga Israel yang dibebaskan mengungkapkan rasa terima kasih kepada kelompok perlawanan Palestina, Hamas, setelah mereka dibebaskan pada Sabtu dalam kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Ketiga sandera tersebut, yaitu Ohad Ben Ami, Eliyahu Sharabi, dan Or Levy, dibebaskan oleh Hamas di kota Deir al-Balah, Gaza Tengah, sebagai bagian dari pertukaran dengan 183 tahanan yang ada di penjara Israel.

“Saya ingin mengatakan kepada keluarga para sandera, keluar dan berunjuk rasa, dan dorong pemerintah Israel untuk melanjutkan tahap kedua dan ketiga dari kesepakatan ini,” kata Ben Ami, 56 tahun, dalam upacara penyerahan dirinya.

“Hal satu-satunya yang bisa membawa semua sandera pulang dari Gaza adalah dengan menyelesaikan kesepakatan pertukaran ini,” tambahnya.

Ben Ami, yang berharap orang Israel dan Palestina bisa hidup berdampingan dalam damai, juga mengajak pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang ini.

“Kalian gagal pada 7 Oktober, gagal membebaskan kami lewat tekanan militer, dan sekarang saya bisa dibebaskan lewat kesepakatan,” ujarnya.

“Pemerintah harus melanjutkan ke tahap dua dan tiga dari kesepakatan ini dan membebaskan semua tahanan Palestina agar mereka bisa pulang dengan selamat.”

Ben Ami juga mengungkapkan selama 15 bulan perang Israel terhadap Gaza, dia diberi makan, minum, dan obat-obatan oleh Hamas. “Berkat mereka, saya bisa tetap hidup. Terima kasih banyak.”

‘Saya marah pada pemerintah Israel’

Sharabi, 54, yang kehilangan saudara laki-lakinya, Yossi, akibat serangan udara Israel di Gaza, tak segan mengecam pemerintah Netanyahu.

“Saya sangat marah pada pemerintah Israel – pemerintah yang gagal. Mereka gagal pada 7 Oktober, dan gagal melindungi para sandera,” ujarnya.

Sharabi menyerukan agar kesepakatan pertukaran Gaza terus dilanjutkan untuk mengakhiri “perang mengerikan” ini.

“Saya sangat senang bisa kembali ke keluarga dan teman-teman. Saya berharap teman-teman saya yang masih ditahan di Gaza juga bisa kembali segera. Pemerintah Israel harus terus bernegosiasi… Saya juga berterima kasih kepada Brigadir Qassam yang sudah menjaga saya,” katanya, merujuk pada sayap bersenjata Hamas.

Levy, 34, satu-satunya dari ketiga sandera yang masih dalam usia dinas cadangan, mengenakan seragam militer Israel saat upacara pembebasannya.

“Saya berterima kasih kepada Brigadir Qassam yang merawat saya saat terluka. Mereka memberi saya makanan, minuman, dan obat-obatan. Mereka merawat saya dengan baik, dan saya bisa hidup berkat mereka,” kata Levy.

Levy mengakui bahwa pendekatan militer Israel tidak membuahkan hasil untuk membebaskan para sandera.

“Saya dibebaskan lewat kesepakatan, bukan dengan tekanan militer. Saya berharap negosiasi terus berjalan dan perang ini segera berakhir.”

Sejauh ini, sebanyak 16 sandera Israel dan lima pekerja Thailand telah dibebaskan dalam fase pertama gencatan senjata Gaza, sebagai bagian dari pertukaran dengan ratusan tahanan Palestina.

Banyak dari tahanan Palestina yang baru dibebaskan terlihat dalam kondisi kesehatan yang buruk, banyak yang mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

Kesepakatan gencatan senjata Gaza dimulai pada 19 Januari, menghentikan perang yang telah menewaskan hampir 48.200 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan Gaza.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada November lalu, dengan tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang mereka di Gaza.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular