Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Ahad (6/7/2025) mengatakan bahwa terdapat “peluang baik” tercapainya kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas dalam waktu dekat, menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.
“Saya kira ada peluang baik kita akan mencapai kesepakatan dengan Hamas… dalam minggu ini,” ujar Trump kepada awak media di Washington.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan terhadap Netanyahu untuk segera menyetujui gencatan senjata dan mengakhiri perang di Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Netanyahu menyampaikan harapan bahwa kunjungannya ke Amerika Serikat dapat “membantu mendorong kemajuan” dalam upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Ia dijadwalkan bertemu dengan Trump pada Senin (7/7/2025) di Gedung Putih. Ini merupakan kunjungan ketiganya ke AS sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden pada Januari lalu.
Sementara itu, negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas berlangsung di Doha, Qatar, pada Minggu. Namun, dua sumber Palestina yang terlibat dalam pembicaraan menyebutkan bahwa perundingan berakhir tanpa kesimpulan. Delegasi Israel disebut tidak membawa mandat yang cukup untuk menyepakati kesepakatan dengan Hamas.
“Kami telah berhasil membebaskan cukup banyak sandera, dan saya kira sebagian besar dari yang tersisa akan segera dibebaskan,” ujar Trump dalam keterangannya. Ia menambahkan bahwa AS sedang “bekerja dalam banyak hal” bersama Israel, termasuk kemungkinan kesepakatan permanen dengan Iran.
Trump juga kembali mengklaim bahwa serangan AS selama konflik 12 hari antara Iran dan Israel telah “menghancurkan” fasilitas nuklir Iran, meski klaim tersebut belum dikonfirmasi secara independen.
Sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, sejumlah jeda kemanusiaan telah dimediasi oleh negara-negara penengah, yang memungkinkan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina di penjara Israel.
Menurut data militer Israel, dari total 251 orang yang diculik oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober, sebanyak 49 masih berada di Gaza. Dari jumlah itu, 27 orang diyakini telah meninggal dunia.
Sementara itu, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Kampanye militer Israel, yang disertai kelangkaan pangan dan kondisi medis yang sangat memprihatinkan bagi lebih dari dua juta penduduk, telah menyebabkan sedikitnya 57.418 orang tewas — sebagian besar merupakan warga sipil — berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza. PBB menyatakan bahwa angka tersebut dapat dipercaya.