Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk menambahkan Turki dalam agenda kunjungannya ke Timur Tengah bulan depan.
Rencana ini muncul setelah kunjungan yang dijadwalkan ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, demikian disampaikan sejumlah sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Meski belum ada rincian resmi mengenai tanggal kunjungan ke Turki, Trump diperkirakan akan memulai lawatannya pada pertengahan Mei.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada CNN Arabic bahwa Trump telah membahas kemungkinan kunjungan tersebut dalam percakapan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan.
Sumber-sumber yang sama juga menyebutkan bahwa Trump tidak berencana mengunjungi Israel dalam lawatan kali ini.
Rencana penambahan kunjungan ke Turki mencuat tak lama setelah Trump menyampaikan pujian terhadap Presiden Erdoğan dalam sebuah penampilan publik pada Senin lalu—di hadapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Trump menyatakan bahwa dirinya telah mengatakan kepada Netanyahu agar “bersikap rasional” terkait segala perselisihan dengan Turki, seraya menegaskan kedekatannya dengan Presiden Erdoğan.
“Masalah apa pun yang Anda miliki dengan Turki, saya pikir saya bisa menyelesaikannya. Tentu saja, selama Anda bersikap rasional. Kita semua harus rasional,” ujar Trump kepada para wartawan di Ruang Oval.
“Bibi, jika Anda punya masalah dengan Turki, saya yakin kita bisa menyelesaikannya. Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Türkiye dan pemimpinnya, dan saya yakin masalah itu bisa diatasi. Jadi saya harap itu tidak akan menjadi persoalan. Saya rasa tidak,” lanjutnya, merujuk pada Netanyahu dengan nama panggilan akrabnya.
Trump juga menyatakan memiliki “hubungan yang sangat baik” dengan Erdoğan, yang ia sebut sebagai “pria tangguh, sangat cerdas, dan telah melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan siapa pun,” merujuk pada pernyataan sebelumnya bahwa dirinya meyakini Turki berada di balik kejatuhan Bashar Assad, diktator Suriah, pada Desember lalu.