Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengatakan pada Senin bahwa ia percaya Turki akan menjadi kunci bagi Suriah setelah lebih dari lima dekade kekuasaan keluarga Assad yang berakhir secara mendadak bulan ini. Trump juga memuji hubungannya dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
“Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dengan Suriah, tetapi saya pikir Turki akan memegang kunci untuk Suriah,” kata Trump kepada wartawan di kediamannya, Mar-a-Lago. “Saya rasa Anda belum mendengar itu dari orang lain, tetapi saya cukup baik dalam meramalkan.”
Trump menambahkan bahwa Turki “sangat cerdas” dan memuji hubungan pribadinya dengan Erdogan.
Ia menyebut Turki sebagai “kekuatan besar” dan mengatakan Erdogan memiliki “kekuatan militer yang besar” yang belum lelah karena perang. “Dia telah membangun tentara yang sangat kuat dan tangguh,” ujarnya.
Trump menghindar ketika ditanya apakah ia akan menarik pasukan AS dari Suriah timur laut, namun ia menegaskan bahwa Erdogan adalah “orang yang sangat cerdas.”
Banyak analis kebijakan luar negeri mengatakan bahwa Turki kini berada dalam posisi yang lebih kuat setelah peristiwa terbaru di Suriah.
Di Suriah, AS telah lama bekerja sama dengan SDF sebagai mitra utama dalam melawan Daesh/ISIS, meskipun Turki menentang keras hubungan ini.
SDF dipimpin oleh YPG, cabang Suriah dari PKK, yang merupakan kelompok teroris menurut AS dan Turki.
Dukungan Washington terhadap SDF semakin memperburuk hubungan bilateral kedua sekutu NATO tersebut.
Sejak jatuhnya Presiden Suriah Bashar Assad, bentrokan antara SDF dan Tentara Nasional Suriah yang didukung Turki terus berlanjut.
Trump, yang mengklaim Turki melakukan “pengambilalihan yang tidak bersahabat” di Suriah “tanpa banyak korban jiwa,” mengatakan Turki sangat “cerdas.”
Ia juga menyebut Assad sebagai “seorang penjagal,” terutama terkait perlakuannya terhadap anak-anak.
