Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (waktu setempat) mengungkapkan bahwa kemungkinan akan ada pengumuman terkait situasi di Jalur Gaza dalam 24 jam ke depan.
“Kita akan melihat apa yang terjadi. Saat ini banyak pembicaraan tentang Gaza. Anda tahu itu, bukan? Jadi, Anda mungkin akan mengetahui sesuatu dalam 24 jam ke depan,” ujar Trump seperti dikutip Middle East Monitor.
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Trump menyampaikan bahwa dirinya akan mengumumkan sesuatu yang disebutnya sebagai “pengumuman besar.”
Meski demikian, ketika ditanya pada Selasa sebelumnya, Trump menolak memberikan rincian mengenai isi pengumuman tersebut. Ia hanya menyebut bahwa pengumuman itu akan “sangat positif” dan kemungkinan akan dilakukan pada Kamis—waktu yang sama dengan yang ia sebutkan terkait isu Gaza.
Belum jelas apakah Trump merujuk pada hal yang sama saat menyebut pengumuman terkait Gaza.
Namun, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dilaporkan akan memberikan penjelasan kepada anggota Dewan Keamanan PBB terkait proposal AS dan Israel mengenai pengiriman bantuan ke Gaza.
Sebelumnya, diberitakan bahwa kabinet keamanan Israel telah menyetujui rencana pengiriman bantuan ke Gaza dengan melibatkan kontraktor keamanan swasta asal AS. Skema tersebut akan menyerahkan langsung kotak bantuan kepada individu di wilayah tersebut.
Namun, rencana itu mendapat penolakan dari PBB dan seluruh organisasi bantuan kemanusiaan yang bekerja di Gaza. Mereka menilai rencana tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum humaniter internasional.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga telah menyatakan penolakannya terhadap rencana tersebut pada bulan lalu.
Pemerintahan Trump saat ini tengah berupaya mendapatkan dukungan dari negara-negara lain dan mendorong PBB untuk bekerja sama.
“Sejauh yang kami ketahui, ini adalah pengarahan tidak resmi yang dilakukan di misi AS,” demikian pernyataan misi Yunani untuk PBB kepada Anadolu. Yunani saat ini memegang presidensi Dewan Keamanan untuk bulan Mei.
Pertemuan tertutup tersebut digelar menjelang tur Trump ke Timur Tengah, yang dijadwalkan mencakup pertemuan puncak dengan para pemimpin Teluk membahas isu Iran dan Gaza.