Donald Trump telah menunjuk mantan Gubernur Arkansas, Mike Huckabee, sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, demikian dilaporkan The Guardian pada Rabu (13/11).
Huckabee dikenal dengan retorika keras dan terkadang provokatif yang pro-Zionis, dan sebelumnya pernah menyatakan bahwa Israel memiliki klaim yang sah atas Tepi Barat, yang ia sebut dengan nama Ibrani dan nama alkitabiah, yaitu Yudea dan Samaria.
Wilayah tersebut diklaim oleh Palestina sebagai bagian dari negara masa depan mereka, namun terdapat banyak pemukiman Israel yang tidak diakui oleh hukum internasional.
Huckabee menolak menyebut pemukiman tersebut sebagai pemukiman, dan lebih memilih menyebutnya sebagai “komunitas” atau “lingkungan”.
Ia juga membantah bahwa Tepi Barat, yang direbut Israel dari Yordania dalam Perang Enam Hari 1967, berada dalam status pendudukan militer.
Dalam unggahan di platform media sosial Truth Social, Trump memprediksi bahwa Huckabee, seorang Kristen evangelis, akan bekerja tanpa lelah untuk membawa perdamaian di Timur Tengah.
Trump menggambarkan Huckabee sebagai seseorang yang sangat mencintai Israel dan rakyat Israel, serta menambahkan bahwa rakyat Israel juga sangat mengaguminya.
Selain pengumuman tentang Huckabee, Trump juga mengumumkan pemilihannya terhadap John Ratcliffe, mantan direktur Intelijen Nasional, sebagai Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA).
Ratcliffe, yang merupakan sekutu dekat Trump, sebelumnya menjabat sebagai direktur Intelijen Nasional di akhir masa jabatan pertama Trump.
Sebagai direktur Intelijen Nasional, Ratcliffe pernah dituduh oleh Demokrat dan pejabat intelijen sebelumnya karena mendeklasifikasikan informasi intelijen untuk digunakan oleh Trump dan sekutu Republiknya dalam menyerang lawan politik, termasuk Joe Biden, yang saat itu menjadi rival Trump dalam pemilihan presiden.
Selain itu, Trump juga menunjuk Steve Witkoff, seorang investor properti dan donor kampanye, sebagai utusan khusus untuk Timur Tengah.
Witkoff adalah pendiri Witkoff Group, sebuah perusahaan properti yang didirikan pada tahun 1977.
Penunjukan Huckabee kemungkinan besar akan menandakan kembalinya sikap pro-Israel yang tegas seperti yang terlihat pada masa pemerintahan pertama Trump, ketika AS memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem, langkah yang dikecam oleh Palestina karena dianggap merusak prospek perdamaian.
Meskipun Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terbagi, Palestina menganggap bagian timur kota itu sebagai ibu kota masa depan mereka.
Huckabee, yang telah beberapa kali mengunjungi pemukiman Israel di Tepi Barat, pernah mengatakan kepada CNN pada 2017 bahwa hanya bangsa Yahudi yang pernah menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota.
“Orang-orang yang pernah memiliki Yerushalayim [nama Ibrani untuk Yerusalem] sebagai ibu kota adalah orang Yahudi,” kata Huckabee.
“Tidak ada yang pernah menjadikan kota ini sebagai ibu kota, sebelumnya. Jadi itu seharusnya tidak kontroversial.”
Huckabee juga teguh dengan posisinya terkait Tepi Barat, menolak menggunakan istilah tersebut dan lebih memilih menyebutnya sebagai Yudea dan Samaria.
“Saya pikir Israel memiliki hak atas Yudea dan Samaria,” katanya.
“Ada kata-kata tertentu yang saya tidak akan pernah gunakan. Tidak ada yang namanya Tepi Barat. Itu Yudea dan Samaria. Tidak ada yang namanya pemukiman. Mereka adalah komunitas, lingkungan, kota. Tidak ada yang namanya pendudukan.”
Dukungan Huckabee yang sangat kuat terhadap Israel terkadang memicu kontroversi, baik di kalangan warga Israel maupun kelompok Yahudi.
Pada 2015, saat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang gagal, Huckabee menuai kritik setelah mengklaim bahwa Presiden Barack Obama telah mengirimkan orang Yahudi “ke pintu oven” dengan menandatangani kesepakatan nuklir dengan Iran.
Pernyataan ini menuai kecaman dari Ron Dermer, duta besar Israel untuk Washington saat itu, serta dari Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL), sebuah kelompok yang bergerak untuk memerangi antisemitisme.
Meski mendapat kecaman, Huckabee tetap tidak menyesali pernyataannya, bahkan mengklaim bahwa “tanggapan dari orang Yahudi sangat positif”.
Huckabee juga dikenal sebagai ayah dari Sarah Huckabee Sanders, gubernur Arkansas saat ini, yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris pers Gedung Putih di masa pemerintahan pertama Trump.