Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Selasa (21/5/2025) menyatakan bahwa sebanyak 92 persen rumah warga di Jalur Gaza telah hancur atau rusak akibat serangan genosida militer Israel yang masih berlangsung sejak Oktober 2023.
“Warga Gaza menghadapi kehancuran yang tak terbayangkan. Menurut Protection Cluster, 92 persen rumah telah hancur atau rusak,” demikian pernyataan UNRWA.
Lembaga tersebut juga menyoroti krisis pengungsian yang terus memburuk di wilayah tersebut. “Banyak warga terpaksa mengungsi berulang kali, sementara tempat berlindung semakin langka,” lanjut pernyataan itu.
UNRWA kembali menyerukan agar pengepungan Israel terhadap Jalur Gaza segera diakhiri untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk dan kondisi masyarakat sipil diperbaiki.
Sejak 2 Maret lalu, Israel menutup seluruh perlintasan ke Gaza, memblokade pengiriman makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya. Kebijakan tersebut semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah yang telah lama terisolasi itu.
Pada Senin, militer Israel memulai ofensif darat berskala besar di sejumlah wilayah di Gaza. Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer yang telah menewaskan lebih dari 53.300 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
