Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Misi Perdamaian, Steve Witkoff, menyatakan pada Selasa (8/7/2025) bahwa dirinya “berharap” kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza dapat tercapai sebelum akhir pekan ini. Pernyataan itu disampaikan menyusul kemajuan dalam perundingan tidak langsung antara pihak-pihak yang terlibat.
“Kami memulai dengan empat isu utama, dan kini hanya tersisa satu setelah dua hari pembicaraan jarak dekat,” ujar Witkoff dalam rapat kabinet bersama Presiden AS Donald Trump.
“Kami berharap pada akhir pekan ini akan tercapai kesepakatan yang membawa kita pada gencatan senjata selama 60 hari,” tambahnya.
Witkoff menyebut bahwa dalam kesepakatan yang diusulkan tersebut, 10 sandera yang masih hidup dan sembilan yang telah meninggal dunia akan dibebaskan. Ia juga menyampaikan harapan bahwa langkah ini dapat menjadi awal bagi perdamaian jangka panjang di Gaza.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Trump menyebut situasi di Gaza sebagai sebuah “tragedi”, dan mengatakan bahwa isu ini akan menjadi topik utama dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari yang sama.
Trump menyatakan bahwa dirinya, Netanyahu, dan “pihak lainnya”—mengacu pada kelompok Hamas—ingin “menyelesaikan” konflik yang berlangsung.
Sebelumnya pada hari yang sama, Netanyahu mengatakan kepada wartawan di Kongres AS bahwa Israel masih memiliki misi yang belum selesai di Gaza.
“Kita masih harus menyelesaikan tugas di Gaza, membebaskan semua sandera kita, dan menghancurkan kemampuan militer serta pemerintahan Hamas. Gaza harus memiliki masa depan yang berbeda, demi kepentingan kita dan semua pihak,” ujar Netanyahu.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 57.500 warga Palestina, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti juga telah menghancurkan wilayah tersebut, menyebabkan kelangkaan pangan, serta menyebarkan berbagai penyakit.
Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang berlangsung di wilayah tersebut.