Warga Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan menolak kehadiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan menyebutnya sebagai “pembunuh” atas insiden roket yang menewaskan 12 warga Druze di sana.
Dilaporkan kantor berita Anadolu, Netanyahu tiba di Majdal Shams pada Senin, (29/7) menyampaikan belasungkawa atas kematian 12 warga Druze akibat serangan misil pada Sabtu lalu.
Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan tersebut. Tetapi kelompok asal Lebanon itu membantah terlibat.
Rekaman video yang dibagikan di media sosial menunjukkan para pengunjuk rasa dari komunitas Druze di kota tersebut meneriaki Netanyahu sebagai “pembunuh.”
“Orang ini (Netanyahu) tidak akan masuk ke sini,” ujar salah satu pengunjuk rasa.
Netanyahu, yang didampingi kepala dinas keamanan dalam negeri Shin Bet, Ronen Bar, meletakkan karangan bunga di taman bermain tempat serangan mematikan terjadi, lapor penyiar publik Israel, KAN.
Netanyahu bersumpah bahwa Hizbullah akan membayar “harga mahal” atas serangan misil tersebut. Sementara warga setempat justru meyakini Israel sebagai pelakunya.
Ketakutan akan perang besar antara Israel dan Hizbullah meningkat di tengah pertukaran serangan lintas perbatasan antara kedua belah pihak.
Eskalasi ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober lalu, menyusul serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Baca juga: Komunitas Druze tolak kehadiran menteri Israel di pemakaman serangan di Golan
Baca juga: Israel khawatir Inggris akan hentikan ekspor senjata ke Tel Aviv