Setelah Israel mempeluas genosida Gaza ke Lebanon, warga Irak khawatir serangan Israel akan meluas ke wilayah mereka. Demikian laporan kantor berita Anadolu pada Senin (7/10).
Pemerintah Irak telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung Lebanon, termasuk mengizinkan pengungsi Lebanon memasuki negara tersebut tanpa visa akibat situasi yang memburuk.
Perdana Menteri Irak, Mohammad Shiya al-Sudani, mengatakan visa pengungsi Lebanon akan diperpanjang setelah masa berlaku 30 hari habis, tanpa perlu keluar dari negara tersebut. Selain itu, warga Lebanon juga akan diizinkan mengakses sistem pendidikan di Irak.
Warga Irak merasa sebagai Target
Di tengah perkembangan ini, masyarakat Irak merasa negaranya bisa menjadi sasaran serangan Israel setelah Suriah.
Seorang warga Kirkuk, Ali Suheyil, mengatakan kepada Anadolu bahwa situasi di Timur Tengah semakin rumit dan negara-negara satu per satu terseret ke dalam konflik.
Suheyil menyoroti bagaimana perang yang terjadi menyasar semua lapisan masyarakat, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua.
Keputusan pemerintah untuk menerima pengungsi Lebanon memang dilihat dari perspektif kemanusiaan sebagai langkah positif, namun hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa serangan Israel akan merambat ke Irak.
Dampak pada Ekonomi Irak
Qais al-Zubeydi, seorang warga Irak lainnya, mengatakan ekonomi Irak mulai terpengaruh oleh serangan dan perang di kawasan tersebut.
Dengan datangnya gelombang pengungsi, terutama dari Lebanon, ekonomi Irak yang sudah tertekan semakin mengalami tekanan. Nilai tukar dinar Irak terhadap mata uang asing mulai menurun, memperburuk kondisi ekonomi yang sudah sulit.
Warga Irak lainnya, Abdullah Firas, mendesak agar negara-negara Arab dan dunia internasional segera turun tangan untuk menghentikan agresi Israel yang semakin brutal.
Ia menyoroti, jika tidak ada intervensi internasional, kawasan Timur Tengah akan terus dihantam perang.
Kekacauan Militer dan Politik
Qais Birwari, warga Irak lainnya, mengingatkan, Irak yang berada di antara Iran dan Israel, sangat terpengaruh oleh perang ini. Dia menambahkan, penutupan wilayah udara Irak beberapa kali dalam sebulan terakhir berdampak negatif pada keamanan negara serta pasar komersialnya.
Birwari juga meminta pemerintah Irak untuk mengambil langkah-langkah tegas guna melindungi stabilitas negara yang sudah mulai pulih dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan perkembangan situasi di Lebanon dan Gaza yang belum mereda, kekhawatiran terhadap perluasan konflik ini ke Irak semakin meningkat di kalangan masyarakat.
Baca juga: OPINI | Jangan lupakan Tepi Barat, situasinya sama berbahaya dengan Gaza