Thursday, June 19, 2025
HomeBeritaLaporan: Iran siap berunding dengan AS terkait gencatan senjata dan program nuklir

Laporan: Iran siap berunding dengan AS terkait gencatan senjata dan program nuklir

Iran menyatakan kesiapan untuk membuka jalur negosiasi dengan Amerika Serikat terkait gencatan senjata dengan Israel serta program nuklirnya, menurut laporan harian The New York Times yang dipublikasikan Rabu (18/6/2025).

Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Teheran bersedia menerima tawaran Presiden AS Donald Trump untuk melakukan pertemuan dalam waktu dekat.

Trump sebelumnya menyatakan kepada wartawan bahwa dirinya terbuka untuk mengirim Wakil Presiden JD Vance atau Utusan Khusus Steve Witkoff untuk bertemu dengan pihak Iran.

Pejabat Iran tersebut mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi akan bersedia menghadiri pertemuan tersebut.

Dalam pernyataan terpisah yang disampaikan melalui platformi(sebelumnya Twitter), Araghchi menegaskan bahwa Iran tetap berkomitmen pada jalur diplomasi, dengan pengecualian terhadap Israel.

“Dengan pengecualian terhadap rezim Israel yang tidak sah, melakukan genosida, dan pendudukan, kami tetap berkomitmen pada diplomasi,” tulis Araghchi. “Seperti sebelumnya, kami serius dan berpandangan ke depan dalam pendekatan kami.”

Ketegangan di kawasan meningkat tajam sejak Jumat pekan lalu, ketika Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Serangan itu kemudian dibalas oleh Iran dengan meluncurkan serangan rudal balasan.

Pihak berwenang Israel melaporkan bahwa sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal Iran.

Sementara itu, media pemerintah Iran melaporkan bahwa sedikitnya 585 warga Iran tewas dan lebih dari 1.300 orang mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel sejak akhir pekan lalu.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular