Norwegia menyerukan pembentukan arus internasional untuk menekan Israel melalui jalur hukum, dengan tujuan mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza.
Menteri Pembangunan Internasional Norwegia, Asmund Aukrust, menyatakan kepada Al Jazeera bahwa negaranya tengah berupaya mendorong keluarnya keputusan dari Mahkamah Internasional di Den Haag.
Keputusan itu dinilainya dapat menghentikan penderitaan warga sipil akibat blokade bantuan oleh Israel.
“Penolakan Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan hukum humaniter,” ujar Aukrust dalam wawancara khusus.
Ia menekankan bahwa mekanisme baru yang diterapkan Israel untuk distribusi bantuan bertentangan dengan norma-norma internasional, dan harus segera dihentikan.
Ia mendesak agar sistem lama yang sebelumnya dijalankan oleh UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) dapat diberlakukan kembali.
Meski konflik di Gaza tidak tercantum dalam agenda resmi KTT Pembangunan Internasional yang berlangsung di Sevilla, Spanyol, menurut Aukrust, isu tersebut justru menjadi pusat perhatian dalam banyak pembahasan, mengingat urgensinya yang luar biasa.
“Ini adalah krisis kemanusiaan paling mendesak di dunia saat ini,” kata dia.
Mobilisasi internasional melawan Israel
Norwegia, lanjutnya, tengah membangun kerja sama dengan sejumlah negara Eropa, Afrika, dan Timur Tengah untuk membentuk posisi bersama dalam menekan Israel agar menghentikan pelanggaran yang telah memicu risiko kelaparan massal bagi lebih dari setengah juta warga Gaza.
Sementara bantuan terus tertahan di perbatasan, rakyat Gaza—terutama anak-anak dan perempuan—semakin terancam oleh kelaparan dan penyakit.
Diplomasi ini juga diarahkan untuk menciptakan konsensus pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dijadwalkan dua bulan mendatang.
Norwegia akan mengangkat isu Gaza dalam forum itu, sambil terus mempersiapkan langkah hukum di Mahkamah Internasional.
Sementara itu, penderitaan warga Gaza terus berlanjut. Sedikitnya 16 warga Palestina dilaporkan gugur dan lebih dari 15 lainnya terluka dalam serangan Israel yang menyasar kerumunan warga di sekitar titik distribusi bantuan di kawasan Netzarim, sebelah barat daya Kota Gaza, pada Selasa (2/7).
Angka korban tewas akibat upaya mendapatkan bantuan kemanusiaan terus meningkat. Menurut laporan PBB awal pekan ini, lebih dari 400 warga Palestina telah kehilangan nyawa saat mencoba memperoleh bantuan pokok.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengingatkan bahwa skema distribusi yang saat ini diberlakukan oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) “tidak layak secara kemanusiaan dan harus segera diubah.”