Friday, September 20, 2024
HomeBeritaWarga Israel yang hengkang permanen semakin banyak sebab Netanyahu

Warga Israel yang hengkang permanen semakin banyak sebab Netanyahu

Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengingatkan, kebijakan pemerintah Benjamin Netanyahu mendorong banyak warga Israel meninggalkan Israel secara permanen. Demikian dilaporkan kantor berita Anadolu pada Jumat (30/8).

Bennett menyatakan dalam akun resmi X dia, di tengah perang yang terus berlangsung di Gaza dan di perbatasan utara dengan Lebanon, banyak warga Israel merasa putus asa akibat kebijakan pemerintah.

Dia juga mengkritik keputusan Israel untuk terus mengecualikan warga Haredi Yahudi dari dinas militer, dengan mengatakan: “Mengapa ada yang tidak wajib militer?”

“Mengapa saya harus membiayai kelompok yang tidak mau bekerja?” tambah Bennett, merujuk pada komunitas Yahudi Ultra-Ortodoks (Haredi).

Baca juga: Tentara cadangan Israel tolak bertugas kembali di Gaza

Mantan perdana menteri itu juga mengkritik para menteri Israel yang sibuk bertengkar siang dan malam satu sama lain serta menghina para komandan tentara Israel.

Bennett menambahkan bahwa kebijakan Netanyahu saat ini justru memperburuk krisis di Israel, bukannya menyelesaikannya.

Menurut data Israel, sekitar 120.000 warga Israel telah meninggalkan rumah mereka sejak 7 Oktober di Israel utara dan dari daerah-daerah sekitar Gaza akibat perang, dan kini tinggal di hotel-hotel di berbagai wilayah di Israel dengan biaya pemerintah.

Israel terus melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 40.600 warga Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 93.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang masih berlangsung di Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, meninggalkan sebagian besar wilayah tersebut dalam kehancuran.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung sebelum wilayah tersebut diduduki pada 6 Mei.

Baca juga: Kekurangan pasukan, Israel kembali tarik pasukan cadangan

Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular