Pejabat senior pertahanan Israel kini memperkirakan bahwa panjang jaringan terowongan Hamas di Gaza mencapai antara 350 hingga 450 mil, jauh melebihi perkiraan sebelumnya.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh Channel Israel 12 pada Selasa (8/4), disebutkan bahwa setelah satu setengah tahun peperangan, tentara Israel baru berhasil menghancurkan sekitar 25% dari total terowongan Hamas yang ada di Jalur Gaza.
Dalam sebuah diskusi internal lembaga keamanan Israel, pejabat keamanan menekankan bahwa Hamas masih memiliki sekitar 75% infrastruktur terowongan yang dimilikinya sebelum serangan 7 Oktober 2023.
Selain itu, mereka juga memperkirakan adanya beberapa terowongan penyelundupan yang memanjang dari Mesir ke Gaza.
Yang paling mencolok dalam perang ini adalah kenyataan bahwa medan pertempuran yang krusial kini terletak di bawah tanah. Sebelum perang dimulai, Israel memperkirakan Hamas telah menggali sekitar 100 mil terowongan.
Namun, klaim dari para pemimpin Hamas menunjukkan bahwa mereka memiliki jaringan terowongan yang jauh lebih luas dari yang diperkirakan.
Ternyata, mereka benar—perhitungan terbaru Israel menunjukkan bahwa panjang terowongan tersebut berkisar antara 350 hingga 500 mil.
Menurut pejabat Israel, jaringan terowongan ini berfungsi sebagai tempat tinggal bagi anggota Hamas, tempat penyanderaan, penyimpanan senjata, pembuatan rudal, serta sebagai jalur pergerakan mereka dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Dalam bukunya Underground Warfare, Daphne Richemond-Barak mengungkapkan bahwa dalam sejarah peperangan, tidak ada pihak yang mampu bertahan berbulan-bulan di ruang terbatas seperti yang dilakukan oleh Hamas dalam jaringan terowongan ini.
“Penggalian itu sendiri, cara-cara inovatif Hamas memanfaatkan terowongan, dan kelangsungan hidup kelompok ini di bawah tanah selama ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Richemond-Barak dalam majalah Foreign Policy.
Namun, pihak Israel hingga saat ini belum menemukan cara yang mudah untuk menghancurkan terowongan tersebut.
Saat ini, unit Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membersihkan tanah di sekitar pintu masuk terowongan, kemudian mengirim robot, pesawat nirawak, dan anjing untuk mendeteksi bahan peledak serta kombatan musuh. Setelah itu, unit-unit terlatih dalam peperangan bawah tanah datang untuk melanjutkan penghancuran.
Richemond-Barak menyatakan bahwa sudah jelas bahwa Israel tidak mungkin dapat mendeteksi atau memetakan seluruh jaringan terowongan Hamas. Menurutnya, agar Israel dapat menyatakan kemenangan yang meyakinkan, setidaknya dua pertiga dari infrastruktur bawah tanah Hamas harus dihancurkan.
Sebagian besar kehancuran yang terjadi di Gaza, menurut analisis Associated Press, disebabkan oleh terowongan-terowongan tersebut. Dampaknya bahkan lebih besar dibandingkan kerusakan yang ditimbulkan oleh Suriah di Aleppo dan Rusia di Mariupol.